Go-Pena Baner

Thursday, 02 October, 2025

Pembina KEPMMI : Korlap Mapala Akui Ada Pemukulan

Responsive image
Konfrensi Pers yang dilakukan oleh KEPMMI Gorontalo.

GORONTALO - Kasus kematian Muhamad Jaksen mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) memunculkan fakta baru.
Kali ini, La Awal selaku Pembina Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna Indonesia (KEPMMI) Gorontalo, mengungkap adanya dugaan kekerasan fisik yang dialami korban berdasarkan pengakuan langsung dari koordinator lapangan (korlap) kegiatan.

La Awal menjelaskan, dirinya tiba di rumah sakit sekitar pukul 09.00 Wita tak lama setelah korban dinyatakan meninggal dunia. Orang pertama yang ia temui adalah korlap kegiatan. Saat itu, ia langsung meminta kejujuran mengenai apa yang sebenarnya terjadi selama proses pengkaderan.

"Saya tanya apakah ada kontak fisik dalam kegiatan itu. Dia bilang ada. Saya lanjut bertanya, apakah korban dipukul, dia jawab iya," ungkap La Awal saat memberikan keterangan di Aula Asrama Muna Gorontalo, Rabu (24/9/2025).

Menurut La Awal, pengakuan korlap tidak hanya menyebut ada pemukulan terhadap korban, tetapi juga penamparan. Bahkan, korlap mengaku bahwa semua senior, termasuk dirinya, turut melakukan pemukulan.

"Katanya ada proses pemukulan dan penamparan. Maka saya menduga korban memang dipukul," tambahnya.

Lebih lanjut, dugaan kekerasan fisik itu semakin kuat setelah pihak keluarga, Pembina Kepmi dan kuasa hukum korban melihat langsung kondisi jenazah di kamar mayat.

Ali Rajab, kuasa hukum korban, mengatakan bahwa saat visum luar dilakukan oleh Polres Bone Bolango, tampak jelas sejumlah luka pada tubuh korban.

"Kami melihat ada beberapa lebam di bagian tubuh. Ada lebam di leher sampai pembengkakan di pipi, lalu lebam berwarna hitam di bagian belakang tubuh. Kami juga melihat luka di kaki sebelah kiri yang berdarah," jelas Ali Rajab.

Selain itu, kondisi jempol kaki korban juga mengalami luka serius. Kukunya terkelupas hingga mengeluarkan darah. Temuan ini memperkuat dugaan bahwa korban mendapatkan perlakuan fisik keras sebelum akhirnya meninggal dunia.

Tak hanya itu, Ali Rajab juga menyebut kondisi tubuh korban menunjukkan tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan.

"Selain lidah terbujur keluar, juga terlihat darah keluar dari telinga dan mulut korban. Itu yang kami saksikan saat visum luar dilakukan oleh Polres Bone Bolango," tegasnya.

Pihak keluarga korban berharap aparat penegak hukum dapat mengusut tuntas kasus ini. Mereka menilai adanya indikasi tindak kekerasan dalam kegiatan pengkaderan yang seharusnya tidak boleh terjadi. (Ren)


Share