Go-Pena Baner

Saturday, 21 December, 2024

Dies Natalis UNG ke 57, Makin Produktif dan Milik Rakyat

Responsive image
SIDANG Senat terbuka Dies Natalis UNG ke 57 di Ballroom TC Damhil UNG. Selasa (01/09/2020)


UNIVERSITAS Negeri Gorontalo (UNG) sukses melaksanakan sidang senat luar biasa dalam rangka perayaan Dies Natalis ke 57. Selasa (01/09/2020). 
Dalam pelaksanaan sidang senat ini, dilakukan peluncuruan buku dari crisis center UNG, yaitu buku yang berjudul 'Membangun dari bawah' kontribusi UNG dalam penanganan pandemi di Indonesia (Desa Tangguh Covid - 19 di Kabupaten Pohuwato), dan buku kedua adalah 'UNG Merespon Pademi' Diskursus tradisi, pengetahuan dan realitas sosial masyarakat Gorontalo. Kedua buku ini membuktikan bahwa, UNG yang sudah usia 57 tahun, dan dalam satu tahun kepemimpinan rektor Dr. Eduart Wolok, MT makin produktif, dan manfaatnya makin dirasakan oleh masyarakat. 
"Dalam pelaksanaan Dies Natalis ke 57, kita menjadikan UNG sebagai kampus kerakyatan, UNG menjadi milik bersama, dan akan memberikan kontribusi besar untuk masyarakat," kata Eduart. 
Ia menambahkan, terkait dengan peluncuran buku tersebut, itu menjadi salah satu bukti kerja dari crisis center UNG yang hadir untuk memberikan solusi disaat pandemi. 
"Silahkan masyarakat bisa memiliki dan mengakses buku ini, kita juga menyediakannya di fakultas," kata Eduart. 


Sementara itu editor buku , Funco Tanipu menyampaikan Buku Merespon Pandemi adalah kumpulan tulisan dari dosen, fellow serta akademisi yang memiliki harapan dalam menangani pandemi. Buku satunya yakni Membangun Dari Bawah adalah kajian terkait bagaimana kearifan lokal bisa jadi instrumen non medis dalam mencegah pandemi yang menjadikan kawasan perdesaan adalah lokus.
Buku ini dirangkai secara singkat, karena itu tak lengkap jika tidak mengucapkan terima kasih untuk Gus Menteri Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa PDTT, yang hanya tempo satu hari mengapresiasi buku ini dalam bentuk sambutan. Demikian pula terima kasih kepada Letnan Jendral Doni Monardo, selain sebagai Kepala BNPB RI, Pak Doni adalah Ketua Satgas Penanganan Covid-19. Tak terkecuali Bupati Pohuwato yang merespon dengan tangkas menjadikan beberapa desa di Pohuwato sebagai pilot Desa Tangguh Covid-19. 
"Buku ini bukan sesuatu yang "tuntas", sebab pandemi adalah keadaan yang serba tak menentu. Kita, di Indonesia, apalagi di Gorontalo, semua baru memulai untuk menangani ini. Pandemi Flu Spanyol 1918 terlalu jauh untuk kita jadikan pengalaman," jelas Funco. (IP-02)  


Share