Gorontalo – Program Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali menorehkan prestasi akademik melalui lahirnya doktor baru pada Program Studi Administrasi Publik. I Kadek Satria Arsana berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Inovasi Layanan dalam Meningkatkan Mutu Akademik pada Perguruan Tinggi Swasta di Gorontalo” dalam sidang promosi doktor yang berlangsung di kampus UNG.
Sidang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, MP sebagai Direktur Pascasarjana UNG dan Penguji Internal, serta tim promotor yang terdiri atas Prof. Dr. Ansar Made, M.Si (Promotor), Prof. Dr. Ir. Hasim, M.Si (Co-Promotor I), dan Dr. Dra. Juriko Abdussamad, M.Si (Co-Promotor II).
Pengujian disertasi ini juga melibatkan Dr. Yanti Aneta, S.Pd., M.Si sebagai Penguji Internal dan Prof. Dr. Petronela Sahetapy, M.Si dari Universitas Pattimura Ambon sebagai Penguji Eksternal.
Dalam pemaparannya, Kadek menyoroti tantangan nyata yang dihadapi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Gorontalo, terutama terkait mutu akademik yang belum sepenuhnya kompetitif. Data menunjukkan masih ada PTS yang belum terakreditasi, serta belum satupun yang mencapai peringkat A/Unggul.
Kadek menjelaskan bahwa persoalan mutu tidak hanya dipengaruhi kurikulum atau sistem penjaminan mutu, tetapi sangat terkait dengan inovasi layanan pada bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Termasuk digitalisasi akademik, sistem pembelajaran berbasis teknologi, hingga kebijakan publikasi ilmiah.
Melalui pendekatan mix methods yang mengombinasikan data kualitatif dan kuantitatif, Kadek menemukan bahwa: Inovasi layanan memiliki pengaruh paling kuat terhadap mutu akademik PTS, Tata kelola inovasi berkelanjutan menjadi faktor penentu keberhasilan, Interaksi antara keduanya mampu meningkatkan mutu akademik secara signifikan.
Analisis statistik menunjukkan bahwa 78,2% mutu akademik PTS di Gorontalo dipengaruhi oleh inovasi layanan dan tata kelola inovasi berkelanjutan, baik secara langsung maupun melalui efek moderasi.
Temuan ini menegaskan bahwa perguruan tinggi yang berkomitmen pada inovasi—dan mengelolanya secara konsisten—akan memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan akreditasi dan daya saing.
Disertasi ini menghadirkan kontribusi teoritis penting melalui rekonstruksi Diffusion of Innovation (Rogers). Jika teori klasik hanya mengenal lima dimensi (relative advantage, compatibility, complexity, trialability, observability), maka Kadek mengembangkan menjadi sembilan dimensi, dengan menambahkan: Tekanan kebijakan, Ketersediaan infrastruktur, Kesiapan ekosistem institusional, Kesiapan sumber daya manusia.
Kadek juga memperkenalkan konsep baru berupa Prinsip Tata Kelola Inovasi Berkelanjutan, yang terdiri dari tujuh elemen: komitmen, konsistensi, komunikasi, kolaborasi, koordinasi, kooperatif, dan kreativitas.
Prinsip ini dinilai menjadi instrumen penting dalam memastikan inovasi tidak berhenti pada tahap implementasi, tetapi terus berkembang secara sistematis dan terukur.
Ketua Dewan Penguji, Prof. Mahludin Baruwadi, menyampaikan bahwa disertasi ini menghadirkan kontribusi nyata bagi pengembangan perguruan tinggi, khususnya PTS di Gorontalo.
“Penelitian ini tidak hanya relevan secara akademik, tetapi juga aplikatif bagi penguatan tata kelola dan mutu pendidikan tinggi di daerah,” ujarnya.
Penguji eksternal, Prof. Petronela Sahetapy, turut memberikan apresiasi atas kebaruan konsep yang dikembangkan dan ketepatan metodologi yang digunakan.
Kadek berharap temuannya dapat menjadi referensi strategis bagi PTS dalam menerapkan inovasi layanan secara konsisten untuk meningkatkan mutu akademik dan akreditasi institusi.
“Digitalisasi, pelatihan dosen, atau kebijakan publikasi tidak akan efektif tanpa tata kelola inovasi yang kuat. Inovasi membutuhkan komitmen kelembagaan dan kesinambungan,” tegasnya.
Dengan keberhasilan ini, I Kadek Satria Arsana resmi menyandang gelar doktor dan menambah deretan akademisi yang memberi kontribusi pada pengembangan ilmu administrasi publik serta peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Gorontalo. (*)