Go-Pena Baner

Sunday, 20 July, 2025

Teh Koja: Inovasi Kesehatan dari Rambut Jagung Karya Mahasiswa KKN Profesi Kesehatan UNG

Responsive image
Foto bersama mahasiswa, DPL, dan aparat Desa Kota Raja

BOALEMO — Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) kembali hadir dengan terobosan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat. Bertempat di Desa Kotaraja, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, tim mahasiswa dari empat program studi—Kedokteran, Farmasi, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat—berhasil mengembangkan Teh Koja, minuman herbal berbahan dasar rambut jagung yang kaya manfaat bagi kesehatan.

Kegiatan ini dibimbing langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Mohamad Adam Mustapa, M.Sc, yang menekankan pentingnya pengolahan potensi lokal menjadi produk bernilai tambah.

“Kotaraja adalah wilayah pertanian penghasil jagung terbesar di Dulupi. Sayangnya, selama ini bagian rambut jagung hanya dianggap limbah. Padahal, jika diolah dengan benar, ia memiliki kandungan bioaktif yang sangat bermanfaat untuk kesehatan,” ujar DPL



Rambut Jagung: Dari Limbah Menjadi Herbal Bernilai

Rambut jagung merupakan helaian halus berwarna kekuningan hingga cokelat yang tumbuh di bagian atas tongkol jagung. Selama ini, bagian tersebut dibuang begitu saja, tanpa disadari bahwa ia mengandung berbagai zat aktif seperti kalium, flavonoid, saponin, mucilage, dan vitamin C—yang dikenal mampu membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, gula darah, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

“Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa rambut jagung bukan limbah. Ini adalah obat herbal alami yang murah, mudah diolah, dan berkhasiat,” ujar salah satu mahasiswa peserta KKN.



Teh Koja: Produk Inovasi Berbasis Kearifan Lokal

Dari hasil pelatihan dan observasi lapangan, tim KKN mengembangkan produk bernama Teh Koja, yang dibuat melalui proses sederhana:

1. Pemanenan rambut jagung secara selektif.


2. Pencucian dengan air bersih agar bebas kotoran.


3. Pengeringan menggunakan sinar matahari selama beberapa hari.


4. Pengolahan dengan metode penggilingan ringan dan pengemasan higienis.



Minuman ini tidak hanya menyegarkan, tapi juga berfungsi sebagai detoksifikasi alami dan pencegahan penyakit ringan.

Antusiasme Warga dan Dukungan Pemerintah Desa

Desa Kotaraja dikenal memiliki masyarakat yang aktif dan terbuka terhadap pelatihan. Lokasinya yang strategis dekat pusat kecamatan juga menjadi keunggulan dalam distribusi hasil produk lokal.

Melihat keberhasilan Teh Koja, Kepala Desa Kotaraja menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini menjadi unit usaha home industry yang melibatkan warga setempat, khususnya ibu-ibu rumah tangga.
“Kami siap mendukung penuh. Rambut jagung melimpah di desa ini, dan kami ingin memanfaatkannya sebagai produk ekonomi dan kesehatan yang berkelanjutan,” tutur Kepala Desa Kotaraja.



Langkah Nyata Perguruan Tinggi untuk Kesehatan dan Kemandirian Desa

Program ini menjadi bukti konkret bahwa perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak inovasi di desa. Melalui pendekatan lintas disiplin ilmu kesehatan, mahasiswa UNG berhasil memberi sumbangsih bukan hanya dalam aspek edukatif, tetapi juga pemberdayaan ekonomi lokal.

Dengan kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat, diharapkan Teh Koja mampu menjadi produk herbal khas Desa Kotaraja yang memiliki nilai saing di pasar lokal bahkan nasional. (Wan/*)


Share