Go-Pena Baner

Tuesday, 17 September, 2024

RANCH

Responsive image
Prof. Dr. Syamsu Q Badu, M. Pd

 

2017, saya mengajak beberapa Bupati, Ketua & anggota Dekab berkunjung ke  Eropa. Lawatan tersebut difasilitasi oleh PUM (Programma Uitzending Managers) yang bermarkas di Den Haag Belanda. Rombongan terdiri atas Bone Bolango, Gorontalo Utara, Bolmong Utara & Buol. Keempat daerah tersebut tergabung dalam Kerjasama Utara-Utara.

2014, saya menginisiasi lahirnya Kerja sama Utara-Utara. Berbagai kegiatan telah  dilakukan, melibatkan ahli dari Belanda, juga pakar dalam negeri. Sekretariatnya di UNG. Kerja sama ini terbilang "unik", sehingga menarik perhatian nasional baik dari kalangan pejabat kementerian bahkan pengusaha. Bagi kampus, kerja sama kawasan semacam ini penting untuk memacu percepatan pembangunan regional. Juga sebagai upaya menyiasati persaingan regional dan global. Sehingga daerah-daerah saling menopang, saling mengisi, sinergis dan tentu saja maju bersama.

Program unggulan Kerjasama Utara-Utara adalah bidang peternakan dengan fokus ternak sapi. Mimpi besarnya adalah "jadi lumbung ternak sapi di kawasan Timur Indonesia untuk memenuhi pasar dalam & luar negeri". Tentu program derivatifnya sangat banyak al industri pakan ternak & biogas, industri pupuk, industri olahan daging & susu. Sistem yang ditawarkan berbentuk "Ranch", yakni sistem peternakan terpadu yang pengelolaannya bisa full atau semi industri. Luas areal 50-100 ha, bisa juga dalam bentuk "mini ranch" jika areanya terbatas. Karena itu jumlah ternak sapi bisa mencapai ribuan.

Dalam konteks itulah, dilakukan kunjungan ke Eropa khususnya Belanda. Mengapa diboyong ke Belanda? Karena industri peternakan sapi khususnya sapi perah di Belanda sangat maju. Ekonomi Belanda salah satunya sangat ditunjang oleh industri peternakan sapi perah. Belanda juga merupakan negara pengekspor hasil pertanian, termasuk susu sapi, terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Belanda memiliki 18 ribu peternak sapi perah, dengan populasi sapi perah sekitar 1,6 juta. Rata-rata seorang peternak sapi perah di Belanda memiliki 90 ekor sapi.

Waktu saya diskusi dengan pak RG, ternyata sistem ranch menjadi salah satu obsesinya. Bahkan beliau saat ini sedang intens mencari lahan. Sementara Menteri Pertanian sudah siap memberi dukungan penuh terutama pengadaan ternak sapi. Hal tersebut didengar langsung oleh Pak Rizal Yunus, seorang tokoh Pohuwato, saat saya mengajaknya audience ke pak RG.

Tentu saja kunjungan ke Belanda hanya bagian kecil dari upaya besar. Kunker, stuban atau apapun namanya, adalah bagian dari propaganda untuk memberi motivasi & keyakinan. Implementasi sangat tergantung pada komitmen dan kemauan yang "kuat". Dan itu bisa terjadi jika ada "obsesi" untuk merubah kondisi daerah untuk kesejahteraan rakyat. Perlu konsep yang holistik, perencanaan yang matang, pelibatan para pakar. Pekerjaan ini  membutuhkan kerelaan keluar dari "zona nyaman", bekerja tidak rutin, inovatif.  INNOVATION or DIE

#SQB


Share