Boalemo – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang bertugas di Desa Dimito, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, sukses melaksanakan program inti berupa Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Sosialisasi Pencegahan Stunting melalui 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Lingkungan, Sabtu (19/07/2025).
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 07.00 WITA ini diikuti oleh 21 orang kader kesehatan Desa Dimito. Acara diawali dengan registrasi peserta oleh panitia, dilanjutkan dengan pembukaan oleh MC, menyanyikan lagu Indonesia Raya, serta sambutan dari mahasiswa KKN-PK dan Kepala Desa Dimito, Ayahanda Oldy, yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dipandu oleh Ns. Moh. Nisyar Sy. Abd. Azis, M.Kep, yang juga merupakan dosen pembimbing lapangan (DPL). Dalam materinya, beliau menyampaikan pentingnya keterampilan dasar ini, terutama dalam kondisi darurat.
“Kader kesehatan adalah garda terdepan di masyarakat. Jika mereka terampil dalam bantuan hidup dasar, maka nyawa bisa diselamatkan bahkan sebelum sampai di fasilitas kesehatan,” ungkap Ns. Nisyar.
Usai sesi pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi kesehatan oleh dr. Sri Manovita Pateda, M.Kes., Ph.D, yang juga merupakan salah satu DPL. Dalam paparannya, beliau menjelaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam penerapan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM).
“Stunting bukan hanya soal makanan, tetapi soal lingkungan. Ketika pilar-pilar sanitasi dijalankan, risiko stunting dapat ditekan secara signifikan,” terang dr. Sri Manovita.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari seluruh tim pembimbing lapangan, termasuk Dr. dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes, yang turut memantau dan memberikan arahan selama proses kegiatan berlangsung.
> “Program ini tidak hanya membentuk keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga memperkuat kolaborasi nyata antara dunia akademik dan masyarakat desa,” tutur dr. Zuhriana.
Acara berlangsung hingga pukul 11.30 WITA dan diakhiri dengan sesi istirahat bersama (Ishoma). Para peserta berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan guna memperkuat kapasitas kader kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan dasar di desa. (*)