DPRD PROVINSI (Go-pena.id)-Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Provinsi Gorontalo akan menjaga stabilitas harga tebu yang dinilai merugikan para petani tebu di Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo.
Sebelumnya puluhan petani tebu dari Tolangohula melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Pabrik Gula di Desa Gandaria, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo pada Selasa (31/01/2023). Para petani protes terhadap pihak pabrik tebu yang dinilai sengaja mempermainkan harga tebu.
“Pemerintah pusat telah mentapkan harga beli tebu seharusnya 600 ribu rupiah per ton, tapi dalam 11 tahun terakhir panen tebu kami hanya dihargai 480 ribu rupiah per tonnya,” ujar mediator aksi pada saat mediasi.
Harga beli yang dinilai merugikan itulah yang memantik amarah para petani sehingga menggelar aksi protes didepan pabrik gula.
Dalam upaya meredam amarah maski yang akan berujung anarkis, anggota komis II DPRD Provinsi Gorontalo, Warsito Sumawiyono, hadir ditengah aksi dan menjadi fasilitator yang memediasi masa aksi dengan pihak pabrik gula.
“Pihak pabrik sudah janjikan akan menaikan harga menjadi 500 ribu per tonnya, meskipun para petani belum puas dengan harga tersebut karena hanya naik 20 ribu rupiah dari harga sebelumnya,” kata Warsito kepada awak media.
Merasa belum terindahkan apa yang mereka aspirasikan, para petani tetap juga menuntut kenaikan harga beli tebu tersebut kepada pihak perusahaan dengan meminta jalan tengah yakni dengan harga 550 ribu rupiah per tonnya.
Harga yang disepakati dalam upaya mediasi tersebut menurut politisi Golkar itu belum dititik final, pihaknya akan terus berupaya dalam rangka menjaga stabiltas harga beli tebu yakni dengan mengedepankan kesejahteraan para petani.
“Diberikan waktu selambat-lambatnya satu bulan untuk mengambil sikap sebelum KSO menebang tebu, jika kedepannya sudah keluar hasil keputusan dipertemuan berikutnya antara pihak direksi dan petani maka harga akan menyesuaikan dengan ketetapan dan keputusan tersebut,” tandasnya. (idal)