Gorontalo – Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapppeda) Provinsi Gorontalo menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Strategi Penanggulangan Anak Putus Sekolah Karena Faktor Sosial-Ekonomi Keluarga di Provinsi Gorontalo”, Senin (27/10/2025), di Teras Kantor Bapppeda Gorontalo.
Kegiatan yang dikemas dalam format santai bertajuk “Data Talk @Bapppeda Garden” ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Bapppeda, Nalienly Grace Rawung, S.P., M.Si, yang mewakili Kepala Bapppeda. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya sinergi seluruh pihak dalam memastikan setiap anak di Gorontalo mendapatkan akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan.
“Pendidikan merupakan salah satu program unggulan Gubernur Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie. Pemerintah Provinsi terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai kunci utama pembangunan daerah,” ujar Nalienly dalam sambutan pembukaannya.
FGD menghadirkan Dr. Muchtar Ahmad dan Mahyudin Humalanggi, SE., M.Si sebagai tim peneliti utama kajian pendidikan. Mereka memaparkan hasil survei dan data lapangan terkait penyebab utama anak putus sekolah di Gorontalo, khususnya yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan ekonomi keluarga.
Kajian ini menyoroti bahwa masalah anak putus sekolah bukan hanya persoalan dunia pendidikan semata, melainkan juga erat kaitannya dengan aspek kesejahteraan dan kemiskinan keluarga. Oleh karena itu, strategi penanggulangan perlu melibatkan intervensi sosial, pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan pendidikan yang adaptif terhadap kondisi ekonomi rumah tangga.
Sekretaris Bapppeda dalam kesempatan itu juga menekankan pentingnya evidence-based policy atau perencanaan berbasis bukti. Hasil kajian diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan daerah, seperti RPJMD dan RKPD, sehingga kebijakan yang lahir benar-benar mendukung arah pembangunan pemerintahan Gusnar Ismail–Idah Syahidah Rusli Habibie, khususnya dalam peningkatan kualitas SDM dan pengentasan kemiskinan pendidikan di Gorontalo.
Selain para peneliti, kegiatan turut dihadiri oleh unsur DPRD Provinsi Gorontalo, SKPD terkait, kepala sekolah, akademisi, jurnalis, serta lembaga mitra seperti SKALA Gorontalo. Diskusi berlangsung interaktif dengan sesi sharing riset oleh Trisnawati, S.S., M.Pd dari MAN Insan Cendekia Gorontalo, serta pembahasan tindak lanjut oleh Wiwik Junus Ismail, S.S., M.Pd, Perencana Ahli Madya Bapppeda.
Di akhir kegiatan, peserta sepakat pentingnya membangun road map penanganan anak putus sekolah yang menyeluruh dan berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pihak agar tidak ada lagi anak Gorontalo yang kehilangan kesempatan menggapai cita-citanya hanya karena keterbatasan ekonomi keluarga. (Wan)