Go-Pena Baner

Sunday, 07 September, 2025

Prof. Sunarty Eraku Kukuhkan Peran Geografi Pariwisata dalam Menjawab Tantangan Pembangunan Daerah Berbasis Kearifan Lokal

Responsive image
Prof. Dr. Sunarty Eraku, M.Pd

Gorontalo – Auditorium Universitas Negeri Gorontalo menjadi saksi momen bersejarah pada Selasa (24/06/2025), ketika Prof. Dr. Sunarty Suly Eraku, M.Pd. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Geografi Pariwisata pada Fakultas MIPA UNG. Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul "Geografi Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal sebagai Strategi Pembangunan Ekowisata Berkelanjutan di Provinsi Gorontalo," Prof. Sunarty menguraikan pentingnya pelestarian nilai-nilai lokal sebagai landasan utama pembangunan pariwisata berkelanjutan di daerah.

Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa pendekatan Geografi Pariwisata bukan hanya soal pemetaan destinasi, tetapi juga tentang bagaimana pariwisata membentuk, sekaligus dibentuk oleh, budaya, ruang, dan memori kolektif masyarakat. “Kearifan lokal bukan hanya aset budaya, tapi juga sistem regulasi sosial dan ekologis,” jelasnya.

Selama lebih dari dua dekade pengabdian di dunia akademik, Prof. Sunarty telah memetakan potensi ekowisata Gorontalo melalui riset-riset mendalam, mulai dari Taman Laut Olele hingga Danau Limboto, dari budaya suku Bajo Torosiaje hingga situs legendaris Benteng Otanaha. Ia menggarisbawahi perlunya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat lokal dalam mengelola potensi tersebut.

Prof.Dr. Sunarty Eraku, M.Pd saat menyampaikan orasi ilmiah. (Foto : Ismet : Humas)

 

Lebih lanjut, Ibu dari tiga orang anak ini memaparkan konsep integratif ekowisata yang mencakup konservasi ekologis, pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, hingga edukasi wisata. Salah satu keberhasilan yang ia dorong adalah transformasi Botubarani dari desa nelayan menjadi destinasi wisata hiu paus berbasis konservasi.

Prof. Sunarty juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan literasi spasial dalam membentuk kesadaran kolektif terhadap pariwisata ramah lingkungan. “Geografi Pariwisata bukan sekadar teori ruang, tetapi juga alat transformasi sosial yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan praktik kehidupan,” tuturnya.

Menutup orasinya, Prof. Sunarty menegaskan bahwa jabatan Guru Besar bukanlah akhir, melainkan awal dari pengabdian ilmiah yang lebih luas. Ia berharap pendekatan berbasis kearifan lokal yang diusungnya dapat mengantar Gorontalo menjadi contoh ekowisata unggul di Asia Tenggara. Orasi ilmiah dari Prof Sunarty ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari Rektor UNG, Prof. Dr. Eduart Wolok, IPM yang menyampaikan bahwa dengan lahirnya gagasan dari guru besar ini, akan memberikan dampak pada peningkatan geowisata yang ada di Provinsi Gorontalo. (Wan)
 


Share