Go-Pena Baner

Tuesday, 09 September, 2025

24 Tahun Partai Demokrat, Titik Balik dan Peta Jalan Demokrat Gorontalo

Responsive image
Partai Demokrat

Oleh: Gunawan Rasid 

 

Perjalanan Partai Demokrat di Gorontalo adalah kisah tentang ketekunan membangun dari bawah, bertahan dalam tekanan, dan bangkit kembali di tengah dinamika politik lokal yang tak pernah sepi. Sebagai partai yang lahir di era reformasi, Demokrat hadir di Gorontalo dengan semangat baru, membawa warna politik yang rasional, nasionalis, namun tetap membumi di tengah masyarakat.

 

Awal Derap Langkah: Pemilu 2004

 

Pada Pemilu 2004, Demokrat Gorontalo masih dalam tahap konsolidasi. Struktur partai belum sepenuhnya terbentuk, kader masih terbatas, dan suara rakyat belum banyak berpihak. Namun, semangat untuk menjadi bagian dari perubahan sudah mulai tumbuh. Di periode ini, Demokrat mulai menapaki panggung politik lokal.

 

Masa Emas: Pemilu 2009

 

Gelombang kemenangan nasional Partai Demokrat pada 2009 turut berdampak besar di Gorontalo. Demokrat mencatat sejarah manis dalam perhelatan legislatif. Di DPRD Provinsi Gorontalo berhasil meraih 4 kursi dan 1 Kursi DPR RI. Di tingkat kabupaten/kota, Demokrat menorehkan prestasi: Kabupaten Gorontalo 4 kursi, Gorontalo Utara 2 kursi, Pohuwato 1 kursi, Bone Bolango 1 kursi, Kota Gorontalo 3 kursi, dan Kabupaten Boalemo memecahkan rekor sempurna dengan 7 kursi sekaligus menduduki pucuk pimpinan DPRD. Ditambah dengan kemenangan di eksekutif Bupati Boalemo dari Demokrat, periode ini menjadi momentum emas yang menandai puncak popularitas dan kepercayaan publik terhadap Demokrat sebagai kekuatan baru di daerah.

 

Ujian Konsistensi: Pemilu 2014 dan 2019

 

Namun politik tak selalu tentang kemenangan. Dalam dua pemilu berikutnya, 2014 dan 2019, Demokrat menghadapi tantangan serius. Persaingan antar partai semakin ketat, dinamika internal mulai terasa, dan citra nasional partai turut memengaruhi daerah.

 

Pada Pemilu 2014, Demokrat tidak lagi memiliki perwakilan di eksekutif, namun di legislatif masih mampu memberi warna. DPRD Provinsi tetap bertahan dengan 4 kursi. Di tingkat kabupaten/kota: Gorontalo Utara 2 kursi, Kabupaten Gorontalo 4 kursi, Pohuwato 1 kursi, Kota Gorontalo naik dari 3 menjadi 4 kursi, Bone Bolango naik dari 1 menjadi 3 kursi, sedangkan Boalemo mengalami penurunan signifikan dari 7 menjadi 4 kursi.

 

Pada Pemilu 2019, Demokrat kehilangan 1 kursi di legislatif provinsi sehingga tersisa 3 kursi. Di tingkat kabupaten/kota: Kabupaten Gorontalo 4 kursi, Kota Gorontalo 4 kursi, Bone Bolango 3 kursi, Pohuwato naik menjadi 2 kursi, dan Boalemo kembali turun menjadi 3 kursi. Periode ini menjadi masa konsolidasi. Demokrat Gorontalo menata ulang barisan, membangun kembali kepercayaan, serta merekrut figur-figur muda yang potensial. Salah satu kunci ketahanan Demokrat adalah militansi kader dan soliditas struktur hingga ke akar rumput.

 

Pemilu 2024: Sinyal Kebangkitan

 

Pemilu 2024 menjadi bukti bahwa Demokrat Gorontalo belum habis. Justru sebaliknya, ini adalah titik balik menuju kebangkitan. Momentum kali ini menghadapkan Gorontalo pada dilema tentang kepemimpinan yang ideal. Demokrat menjawab dilema itu dengan mengandalkan ketokohan Gusnar Ismail. Rekam jejaknya yang kuat membangkitkan ingatan rakyat pada pengalaman dan kerja nyata masa lalu. Hasilnya, Gusnar Ismail terpilih sebagai Gubernur Gorontalo, menempatkan Demokrat kembali di eksekutif provinsi.

 

Ditambah dengan keberhasilan satu kader Demokrat terpilih sebagai Wakil Bupati Bone Bolango, menjadi kebanggaan tersendiri bagi para kader. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Ketua DPD Demokrat Gorontalo, Erwin Ismail, yang cekatan meramu dan menjahit koalisi, pantas disematkan sebagai tokoh masa depan Gorontalo.

 

Di legislatif, Demokrat mempertahankan 3 kursi di DPRD Provinsi. Di tingkat kabupaten/kota: Pohuwato 2 kursi, Boalemo 3 kursi, Kabupaten Gorontalo 3 kursi, Kota Gorontalo 3 kursi, dan Bone Bolango 1 kursi. Ini bukan sekadar angka, melainkan sinyal bahwa rakyat mulai kembali menaruh harapan pada Demokrat, partai yang pernah dipercaya, pernah diuji, dan kini siap kembali berkontribusi lebih besar.

 

Membaca Kondisi Politik Gorontalo

 

Politik Gorontalo hari ini tidak bisa dilepaskan dari realitas fragmentasi partai. Dominasi Golkar yang cukup lama mulai diganggu oleh munculnya kekuatan baru seperti NasDem dan Gerindra. Persaingan antar elite lokal semakin tajam, khususnya jelang Pilkada 2024. Figur-figur politik Gorontalo kini terbelah dalam berbagai koalisi, tidak lagi kaku pada garis partai, tetapi lebih cair berdasarkan kepentingan pragmatis.

 

Dalam situasi ini, Demokrat diuntungkan oleh kehadiran tokoh-tokoh berpengaruh seperti Gusnar dan Erwin Ismail. Gusnar memberi legitimasi historis, sementara Erwin memberi wajah baru yang progresif. Keduanya mampu menjembatani generasi tua dan generasi muda dalam politik Gorontalo.

 

Namun, tantangan juga tidak kecil. Polarisasi politik lokal, isu-isu identitas, serta ketatnya kompetisi sumber daya antara partai besar membuat Demokrat harus cermat. Publik Gorontalo kini menuntut politik yang lebih bersih, konkret, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar perebutan kekuasaan.

 

Pekerjaan Rumah (PR) Demokrat Gorontalo

 

Meski menunjukkan sinyal kebangkitan, tantangan masih terbentang. Titik kritis berada di Kabupaten Gorontalo Utara. Kekosongan figur di wilayah ini menjadi alarm bagi Demokrat untuk serius melakukan kaderisasi dan penetrasi politik yang lebih dalam. Selain itu, Demokrat Gorontalo juga perlu menyiapkan kader untuk berkompetisi di tingkat nasional. Fakta history, Demokrat Gorontalo di tahun 2009 mampu mengirim wakilnya ke DPR RI, 2029 nanti harus bersiap.

 

Salah satu figur yang layak diorbitkan adalah Erwin Ismail. Dua periode menjadi anggota legislatif provinsi dan kini menjabat sebagai Ketua DPD Demokrat Gorontalo, ia memiliki modal kuat untuk maju ke DPR RI pada Pemilu 2029.

 

Menatap Masa Depan Demokrat Gorontalo

 

Partai Demokrat Gorontalo tak lagi sekadar berkisah tentang masa lalu. Di bawah kepemimpinan Erwin Ismail figur muda progresif dan berpengalaman, Demokrat Gorontalo tengah menyiapkan diri menghadapi babak baru perpolitikan daerah. Targetnya bukan hanya mempertahankan kepercayaan rakyat di legislatif, tapi juga memperluas pengaruh di eksekutif.

 

Sejarah Demokrat Gorontalo adalah sejarah tentang jatuh dan bangkit. Kini, semua tanda menunjukkan bahwa Demokrat Gorontalo sedang tumbuh, dan akan terus bertumbuh.

 

Tulisan ini saya persembahkan dalam momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Demokrat ke-24, (9 September 2001 – 9 September 2025).(*) 


Share