Gorontalo - Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, melantik Tim Pembina Posyandu Provinsi Gorontalo di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (13/8/2025). Acara tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Idah Syahidah RH, serta Ketua TP PKK Nani Ismail Mokodongan yang sekaligus menjadi Ketua Tim Pembina Posyandu Provinsi Gorontalo.
Dalam sambutannya, Nani mengungkapkan rasa terima kasih kepada Gubernur atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan melalui pelantikan ini. Ia juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh anggota tim yang baru saja dikukuhkan. Menurutnya, tugas yang diemban bukan sekadar jabatan formal, tetapi merupakan bentuk pengabdian tulus bagi masyarakat.
"Terimakasih kepada bapak gubernur saya ucapkan terimakasih kasih karena sudah melantik Tim Pembinaan Posyandu, dan selamat kepada seluruh Tim Pembina Posyandu yang sudah dilantik. Peran yang bapak ibu emban bukan sebatas jabatan, tapi panggilan pengabdian," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Gusnar menegaskan bahwa pembentukan tim ini harus segera diikuti dengan langkah nyata. Ia menekankan perlunya program-program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, terutama di bidang kesehatan. Stunting dan kemiskinan disebutnya sebagai dua persoalan mendesak yang perlu menjadi prioritas. Gubernur juga mengajak seluruh tim untuk rutin turun ke lapangan dan membangun posyandu yang dapat menjadi contoh di setiap kabupaten dan kota.
"Untuk jangka pendek, kita wujudkan dulu kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada kesehatan masyarakat. Masuk di situ stunting, masuk di situ kemiskinan. Saya himbau kepada kita sekalian, rajin-rajin turun ke lapangan, ciptakan dulu minimal satu kabupaten, satu kota, paling tidak ada satu posyandu yang memang bisa kita banggakan," ucapnya.
Dalam arahannya, ia juga mengingatkan agar posyandu masa kini mampu menampilkan peran aktif sebagaimana yang pernah dilakukan pada masa lalu. Menurutnya, posyandu di era Orde Baru kerap menjadi pusat kegiatan kesehatan masyarakat, mulai dari penimbangan bayi, pemeriksaan ibu hamil, hingga pemberian susu bagi balita. Gubernur menekankan, semangat dan konsistensi seperti itu perlu dihidupkan kembali agar posyandu menjadi tempat yang ramai dan bermanfaat.
"Jangan sampai posyandu yang ada sekarang jadi sepi bila dibandingkan dengan posyandu di zaman orde baru Presiden Soeharto. Posyandu di saat itu luar biasa, setiap saat ada di layar kaca televisi. Hari-hari posyandu dihiasi dengan timbang bayi, periksa ibu hamil, kasih susu anak-anak bayi, itu tugasnya hari-hari. Karena kita sudah bertransformasi kita mau reformasi. Nah kalau mau reformasi berarti dari arah yang kurang baik ke arah yang lebih baik," tegasnya. (Ayi)