Isu masalah persampahan dan tata ruang Kota Gorontalo menjadi perhatian yang harus menjadi prioritas pemerintah dalam pengelolaan dan penataan Kota Gorontalo demi menciptkan kota yang bersih, sehat dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat Gorontalo. Sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo, maka konsentrasi perekonomian banyak terdapat di Kota Gorontalo yang diikuti dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Hal ini diikuti juga dengan tingginya aktivitas masyarakat perkotaan yang dapat berdampak terhadap tingginya jumlah produksi sampah yang berasal dari rumah tangga dan sampah bersumber dari domestik lainnya. Sampah di Kota Gorontalo makin meningkat bahkan Kota Gorontalo sebagai penyumbang sampah terbesar di Gorontalo. Produksi sampah rumah tangga dalam setiap hari sekitar 140 ton, namun hanya 70 ton yang diangkut oleh DLH Gorontalo ke TPA regional Talumelito. Sementara sisanya yang sekitar 70 ton menjadi tumpukan sampah yang dibiarkan saja sehingga yang menyebabkan lingkungan kotor dan mengganggu kenyamanan masyarakat.
Masalah pengelolaan sampah adalah masalah klasik di Kota Gorontalo yang hingga saat ini belum terkelola dengan baik untuk meminimalisir tumpukannya. Hal ini membutuhkan kolaborasi dari semua elemen, tidak hanya pemerintah tetapi juga semua elemen masyarakat. Oleh karena itu ketua SDGs Center UNG, Dr Raghel Yunginger mengajak multi stakeholder secara bersama-sama untuk menangani masalah sampah di Kota Gorontalo yang diawali dengan melakukan pemetaan masalah melalui kegiatan FGD yang diselengarakan di lokasi TPS3R Kota Gorontalo pada Hari Rabu, 7 Desember 2022. Tujuan FGD ini untuk mendapatkan input dari berbagai aktor pembangunan tentang masalah penanganan sampah di Kota Gorontalo. Oleh karena itu Forum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Forum PKP) Kota Gorontalo yang menjadi mitra SDGs Center menyajikan akar masalah dan solusi penanganan sampah baik di pemukiman masyarakat maupun di ruang-ruang publik seperti perkantoran, restoran dan café, perhotelan dan juga pasar-pasar. Bapak Moh. Rizal Syukri dan Dr. Sri Sutarni menyampaikan pola kerja yang telah bermitra dengan beberapa lembaga seperti dengan perhotelan dan Pegadaian dalam mengelola Bank Sampah. Kepala Dinas Perkim Kota Gorontalo, Bapak Heru Zulkifli Thaib juga menyampaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelesaian kawasan pemukiman bebas sampah dan komitmennya untuk bersinergi dalam penanganan sampah di Kota Gorontalo.
Sementara Kepala Dinas DLH Bapak Dr. Andris Amir menyampaikan masalah sampah bukan hanya menjadi tugas DLH Kota Gorontalo, perlu ada peran kontribusi juga dari setiap aktor pembangunan. Pihak LP2M UNG yang dihadiri langsung oleh Ketua LP2M Prof. Dr. Novri Y. kandowangko juga menyatakan bahwa tindakan penanganan sampah sudah harus diwujudkan dalam kerja nyata secara kolaboratif dan perlu ada implementasi hasil-hasil penelitian yang inovatif dalam penanganan sampah. Hal terpenting juga adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dari rumah sehingga dapat membantu meminimalisir sampah di Kota Gorontali untuk mewujudkan kota yang bersih dan sehat, ungkap Dr. Raghel Yunginger. Hasil FGD ini akan ditindaklanjuti oleh SDGs Center UNG yang akan melibatkan peran berbagai aktor secara bersama-sama melalui pendekatan multi stakeholder partnership. (*)