Oleh: Alkaf Prayoga, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Gorontalo
Go-pena.id-Di tengah pertumbuhan kompleksitas dunia modern, moderasi beragama tetap menjadi landasan penting untuk mempromosikan kerukunan, toleransi, dan perdamaian antara penganut agama yang berbeda. Dalam artikel ini saya menguraikan relevansi dan pentingnya moderasi beragama dalam konteks saat ini, menyoroti beberapa alasan mengapa pendekatan ini harus diteruskan dan diperkuat. Dengan melihat perkembangan sosial, tantangan global, dan perubahan budaya, artikel yang saya buat ini dapat memperkuat argumen bahwa moderasi beragama adalah solusi yang relevan untuk membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.
Menurut Karen Armstrong, seorang penulis dan sejarawan agama terkenal,Dia menggarisbawahi pentingnya moderasi beragama dalam mencapai perdamaian dan keselarasan sosial, moderasi beragama melibatkan empat aspek penting: pemahaman, pengalaman, etika, dan tindakan. Dia juga mengajukan bahwa melalui pendekatan yang lebih inklusif dan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran-ajaran agama, moderasi beragama dapat mempromosikan persaudaraan universal dan mengatasi konflik yang muncul dari perbedaan agama.
Dampak dari kemajuan internet, menyebabkan semua hal dapat terkoneksi dan komunikasi antarsesama yang semakin imersif. Hal ini menyebabkan pengguna alat komunikasi digital dapat merasakan bahkan lingkungan buatan (dunia maya) yang dihidupinya seolah-olah menyerupai dunia nyata.Di tengah kemajuan teknologi yang makin masif, manusia sebagai makluk yang paling berpengaruh di atas bumi ini, pun tak jarang dikuasai oleh kepentingan ego-nya sendiri merencanakan dan merancang hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani banyak orang.
Konflik sosial yang bernuansa agama gampang diekspose melalui media sosial. Berbagai isu SARA lebih cepat tiba di telinga orang daripada hal-hal yang positif. Adanya potensi yang mengakibatkan pembelahan sosial, yang mengakibatkan juga tindak kekerasan atas nama agama.
Itu semua dilakukan oleh orang-orang yang melek teknologi digital. Bahkan mereka yang telah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. Namun tidak berbarengan dengan penguatan keagamaan. Karena itu mereka gampang terprovokasi oleh media komunikasi yang disebut Hoax.
Salah satu alasan utama mengapa moderasi beragama masih relevan adalah karena dapat membantu mencegah ekstremisme agama dan konflik yang berbasis agama. Dalam konteks saat ini, di mana terjadi peningkatan kekerasan terkait agama. Pendekatan moderasi beragama menjadi alat penting untuk mengurangi ketegangan, mempromosikan dialog yang konstruktif, dan mendorong pemahaman yang lebih baik antara kelompok agama yang berbeda.
hal ini juga disampaikan oleh Abdulaziz Sachedina , seorang Filsuf & sarjana Islam, menyoroti pentingnya moderasi beragama dalam membangun dialog antaragama yang produktif. Sachedina berpendapat bahwa moderasi beragama melibatkan kemampuan untuk menghadapi perbedaan dengan saling menghormati dan membuka ruang bagi dialog yang mengedepankan keadilan dan perdamaian. Dia menggarisbawahi perlunya memperkuat nilai-nilai kebebasan beragama dan menghindari absolutisme agama yang dapat memicu konflik.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan penguatan moderasi beragama itu, masih penting dan relevan.
Pertama, dilihat dari kaca mata teologi Islam, adalah Prinsip wasatiyyah (keseimbangan) , dimana prinsip ini merupakan salah satu asas penting dalam ajaran Islam. Islam mengajarkan untuk menjaga keseimbangan antara ekstremisme dan kekurangan, antara kelebihan dan kekurangan, serta antara agama dan dunia. Dalam konteks ini, moderasi beragama diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menghindari penyimpangan dalam praktik keagamaan. Moderasi beragama melibatkan tafsir yang komprehensif dan kontekstual terhadap ajaran Islam. Hal ini berarti memahami dan menerapkan ajaran-ajaran agama dengan mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan historis yang berbeda. Dengan cara ini, moderasi beragama memungkinkan umat Muslim untuk menjaga kesesuaian antara prinsip-prinsip agama dengan tuntutan zaman.
Kedua, transformasi digital yang berkembang dengan pesat dewasa ini, membawaserta pengaruh-pengaruh yang negatif. Atau dapat dikatakan ada oknum-oknum tertentu yang salah memanfaatkan media digital dan membelokkan kegunaan media digital pada hal-hal yang negatif, termasuk menyebarkan isu-isu yang negatif mengenai kehidupan beragama. Islam menolak segala bentuk ekstremisme, radikalisme, dan tindakan kekerasan. Moderasi beragama menjadi penting dalam mencegah penyebaran paham ekstremis yang salah dalam penafsiran agama, serta mempromosikan pemahaman yang benar dan seimbang terhadap ajaran Islam.
Ketiga, Adanya hal-hal baik yang harus terus dikembangkan dalam kehidupan yang berhubungan dengan kehidupan beragama di bumi nusantara ini. Membangun Masyarakat yang Adil dan Merata contohnya. Moderasi beragama dalam Islam juga berperan dalam membangun masyarakat yang adil, merata, dan bermartabat. Prinsip-prinsip Islam tentang keadilan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan kesejahteraan bersama menjadi landasan untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. Dalam menghadapi tantangan perubahan global, seperti kemajuan teknologi dan interaksi yang semakin intens antarbudaya, moderasi beragama menjadi penting untuk menjaga identitas Islam yang kokoh, sekaligus terbuka terhadap kemajuan dan dinamika dunia modern. Moderasi beragama membantu umat Muslim menemukan keseimbangan antara nilai-nilai Islam yang abadi dan konteks zaman yang berubah.
moderasi beragama sampai dengan saat ini masih tetap relevan dan penting dalam membangun masyarakat yang inklusif, mengatasi tantangan ekstremisme agama, dan mempromosikan perdamaian dan toleransi. Melalui pendekatan moderasi, individu dan komunitas agama dapat menghadapi perubahan dengan adaptasi yang tepat dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan agama, yang pada akhirnya membawa dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan.
Moderasi beragama harus tetap hidup di tengah kehidupan bangsa yang majemuk untuk semakin menjadikan manusia bangsa yang berakhlak mulia, luhur dan terpuji.