Go-Pena Baner

Thursday, 21 November, 2024

Politik Praktis dan Intervensi Senior Meradang Pemilma FUD IAIN Gorontalo

Responsive image
Alkaf Prayoga, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo

Oleh: Alkaf Prayoga-Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo

 

Politik praktis yang meradang kalangan aktifis hari ini sulit ditemukan penawarnya. Dari sekelas kampus negeri hingga swasta, umum maupun berlabelkan agama, nyaris tak luput mengamalkan politik praktis.

IAIN Sultan Amai Gorontalo salah satunya, prakti politik praktis langgeng disana, banyak kalangan aktifis yang menghalalkan segala cara agar keinginan politis mereka terindahkan, salah satunya dengan jalan intervensi senior dalam pemilihan BEM.

Sebenarnya intervensi senior adalah bentuk kepedulian senior dalam mendorong para junior maju dan berkembang dalam mencari jati diri di dunia kampus, namun lambat laun intervensi senior mengarah ke hal-hal yang sebenarnya membungkam dan mengunci ruang gerak juniornya.

Intervensi Senior 

Saya ingin mengangkat sebuah kasus yang saat ini  memanas, yakni pemilihan senat Faultas Ushuluddin dan Dakwah yang tidak lagi demokratis, terdapat keganjalan dalam pemilihan yang melibatkan para oknum senior yang harusnya tidak lagi memiliki hak secara politis dalam pemilihan tersebut namun justru mengintervensi Panitia Pemilihan Umum Mahasiswa (PPUM) untuk bertindak sesuai perintah mereka.

Sebelum Pemilihan ulang Senat Fakultas Ushuluddin & Dakwah, saya ingin menyampaikan kritikan terhadap praktik intervensi dari senior  terkhusus kepada panitia pemilihan mahasiswa yang bertujuan untuk saling menjatuhkan calon dalam pemilihan. Intervensi semacam ini  melanggar hak setiap calon untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan setara dalam proses pemilihan.

Hak yang Sama Bagi Setiap Calon

Setiap calon seharusnya diberi kesempatan yang adil untuk menyampaikan program kerjanya dan memperoleh dukungan dari pemilih berdasarkan substansi dan kompetensi. Saya percaya bahwa praktik semacam ini merusak integritas dan demokrasi dalam proses pemilihan, serta menciptakan ketidakadilan yang merugikan calon yang seharusnya dihargai hak-haknya. Perlu adanya bukti dan kepastian  panitia pemilihan bahwa mereka benar-benar  independen, netral, dan tidak terpengaruh oleh intervensi atau tekanan dari pihak manapun.

Omong Kosong Senior

Omong kosong paling besar senior adalah dengan mengatakan setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, namun naifnya orang itu tidak pernah menemukan masanya! naif.

Pemilihan yang Sehat

Pemilihan yang sehat dan adil seharusnya didasarkan pada kualifikasi, dedikasi, dan program kerja calon, bukan pada fitnah, intrik, atau upaya untuk merusak reputasi calon. Hal semacam ini menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk demokrasi yang sehat dan berdampak negatif pada kepercayaan mahasiswa terhadap Panitia pemilihan. Sebagai Mahasiswa Aktif Fakultas Ushuluddin, saya menolak praktik semacam itu.  Panitia Pemilihan Mahasiswa Harus mengawal proses pemilihan senat mahasiswa yang adil, berdasarkan kualifikasi dan dedikasi, serta melindungi hak setiap calon untuk bersaing secara sehat dan terhormat  juga menjunjung tinggi integritas, demokrasi, dan keadilan dalam pemilihan mahasiswa di kampus.

 


Share