BUNTULIA – Felni Ruiba merasa bangga bisa bergabung menjadi karyawan Pani Gold Project dan mengajak generasi muda Bumi Panua untuk mempersiapkan diri dengan mengembangkan kompetensi dan skill agar daya saing semakin meningkat.
Felni adalah operator excavator perempuan pertama yang diterima dan bergabung dengan Pani Gold Project. Perjalanannya untuk meraih impian menjadi bagian dari Pani Gold Project tidaklah mudah.
“Proses yang saya lalui untuk bisa bergabung di Pani Gold Project tidak mudah. Kadang saya juga merasa down. Alhamdulillah, saya bisa diterima dan langsung dipercaya membawa excavator 40 ton,” kata Felni belum lama ini.
Dia mengajak generasi muda di Kabupaten Pohuwato untuk memiliki semangat tinggi dan tidak mudah putus asa. “Intinya jangan mudah putus asa dan jangan mudah termakan provokasi,” tambahnya.
Perjalanan Felni menggapai cita-citanya cukup panjang. Menyelesaikan kuliah di jurusan Sosiologi di Universitas Negeri Gorontalo tahun 2018, Felni sempat bekerja sebagai tenaga administrasi di Bulog dan Kantor Dinas Perhubungan di Kabupaten Pohuwato pada 2018-2022.
Kemudian dia sempat merantau ke Surabaya, Jawa Timur, dan memperbaiki Bahasa Inggrisnya dengan ikut pelatihan di Kampung Inggris di Pare, Kediri. “Sepertinya belajar di sana menarik, makanya saya ikut tinggal di Kampung Inggris meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris saya,” ujarnya dengan logat Surabaya yang cukup kental.
Setelah selesai, dia kembali ke kampung halamannya di Buntulia, Kabupaten Pohuwato dan mengasah minatnya pada alat berat, khususnya excavator. Dia mengaku sempat dianggap tidak waras karena seringkali menirukan pergerakan excavator dengan tangannya saat sedang memasak di dapur.
Didorong keinginannya yang tinggi dan dukungan kakaknya, Felni mengikuti pelatihan alat berat excavator dan sekaligus magang dari Oktober sampai Desember 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian, dia terjun mengoperasikan excavator di area pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Pohuwato dari Januari sampai April 2024.
“Alhamdulillah, saya sekarang sudah menjadi bagian dari Pani Gold Project. Saya menjadi operator excavator perempuan yang pertama di sini. Saya bangga sekali karena tidak mudah untuk sampai pada tahap ini,” kata Felni.
Dia mengaku dengan pendidikannya yang mencapai jenjang sarjana, pihak HRD sempat menanyakan apakah dirinya tertarik untuk switch atau pindah menjadi tenaga administrasi. Namun, karena passion dia yang tinggi untuk menjadi operator excavator, dia menolak tawaran itu.
Dirinya bersyukur karyawan yang lebih senior sangat terbuka dan friendly dan bersedia membagikan ilmunya. “Mereka terus membimbing saya agar bekerja dengan profesional,” tambahnya.
Terkait proses rekrutmen yang panjang dan persyaratan rekrutmen dari perusahaan yang terkesan ketat, Felni menyadari bahwa industri tambang itu harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang tidak bisa ditawar.
“Saya menjadi paham bahwa karyawan di industri tambang harus memenuhi kualifikasi tertentu karena industri tambang mengutamakan keselamatan. Itulah salah satu alasan kenapa saya ingin menjadi bagian dari Pani Gold Project yang memiliki izin dan mengutamakan keselamatan karyawan,” katanya.
Dia berharap masyarakat Bumi Panua dan pemerintah daerah mendukung penuh investasi Pani Gold Project mengingat nanti hasil dari investasi ini sebagian akan kembali ke masyarakat dan bisa bermanfaat bagi masyarakat melalui pajak, royalti dan bagi hasil.
“Pesan saya untuk generasi muda di Pohuwato agar tetap semangat dan siap meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka,” tambahnya. (ayi)