Gorontalo - (Go-Pena.id) - Jasa joki tugas atau skripsi kini beredar luas di lingkungan akademik. Tak tanggung-tanggung, flayer yang dilengkapi dengan narahubung pun terus berseliweran di akun sosial media. Adanya jasa joki skripsi ini karena susahnya melakukan pembimbingan kepada dosen-dosen dan juga mahasiswa yang masih acuh tak acuh terhadap penyelesaian studinya.
Dosen yang kurang menjelaskan kepada mahasiswa menjadi pemicu malasnya mahasiswa tersebut menyelesaikan penelitian. Padahal, skripsi merupakan pondasi awal untuk mahasiswa mempertajam analisis atau bidang ilmunya.
Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Ekonomi (FEKON) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Dr. Raflin Hinelo mengatakan bahwa, jasa joki ini sangat meresahkan perguruan tinggi yang ada di Gorontalo. Karena kreativitas berfikir mahasiswa akan turun secara siginifikan. Hal ini dikarenakan menyusun skripsi berpengaruh pada peningkatan kemampuan analisis dari mahasiswa itu sendiri.
"Jika dilakukan dengan cara membeli skripsi, itu tidak hanya sekadar merusak mental mahasiswa tetapi juga merusak etika perguruan tinggi dan ini adalah tantangan di lingkungan akademisi,"ucapnya saat diwawancarai di ruang kerja dekan, Senin (17/02).
Sementara itu, di sisi lain adanya jasa joki skripsi ini menjadi ladang untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah karena terdapat hal saling menguntungkan antara pemberi dan penerima jasa joki tersebut.
Meski demikian, para dosen yang ada di lingkungan UNG itu sendiri telah melakukan beberapa cara agar mahasiswa tidak mengambil langkah tersebut seperti melakukan pembimbingan yang merata dan uji plagiasi.
"Perlu adanya pemahaman etika akademik yang disampaikan kepada mahasiswa oleh dosen untuk meningalkan pola-pola ini,"jelasnya lebih lanjut.
Terakhir Raflin mengimbau agar seluruh mahasiswa untuk meinggalkan pola-pola seperti joki skripsi karena hal tersebut tidak akan memberikan keuntungan untuk menambah kualitas pengetahuan serta kualitas keterampilan menulis. "Yang ada malah mahasiswa akan malas untuk berpikir, malas melakukan analisis dan jadi tidak peka terhadap lingkungan dan inilah yang paling bahaya,"pungkas Dekan Fakultas Ekonomi UNG, Dr. Raflin Hinelo. (SA)