Go-Pena Baner

Wednesday, 08 October, 2025

Tekan Angka Stunting, Program ‘One Day One Egg’ Mulai Dijalankan

Responsive image
Hamka Hendra Noer didampingi Ketua TP-PKK Provinsi Gorontalo, Gamaria Monoarfa dalam kegiatan launching Program One Day One Egg di Desa Ibarat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa (11/10/2022). (Foto: Istimewa)

Selasa 11 Oktober 2022

PEMPROV - Program One Day One Egg atau satu hari satu telur yang menjadi salah satu program Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam menekan angka Stunting di daerah itu, mulai dilaksanakan.

Pelaksanaan program tersebut dimulai dengan peluncuran program Beragam, Bergizi Seimbang Dan Aman (B2SA) yang dilakukan oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer
di Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Selasa (11/10/2022).

Mengusung tema Cegah Stunting One Day One Egg (Odoe), satu butir telur dan beras nutrizing fortifikasi diberikan kepada anak-anak penerima sasaran intervensi selama 90 hari.

Guna menyukseskan Program tersebut, Dinas Pangan Provinsi Gorontalo menyediakan 104.850 butir telur untuk dibagikan kepada 1.165 anak setiap harinya. Upaya ini dinilai sangat efektif untuk percepatan penurunan angka stunting karena mudah dan cepat serta dapat dijangkau masyarakat.

“Untuk bisa melihat penurunan yang signifikan, Desa Ibarat ini menjadi salah satu project. Karena memang dari data yang ada, tingkat stunting di desa ini agak lumayan tinggi,” kata Hamka Hendra Noer saat peluncuran program B2SA tersebut.

“Kita akan lihat dalam tiga hingga empat bulan kedepannya. Insya Allah dengan intervensi yang dilakukan bisa mengatasi masalah stunting di daerah ini,” Katanya menambahkan.

Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting ini, lanjut Hamka Hendra Noer, pihaknya juga telah melakukan beberapa langkah strategis. Diantaranya membentuk tim percepatan stunting, pengalokasian anggaran untuk intervensi baik spesifik maupun sensitif serta Intervensi program kolaborasi OPD tingkat kabupaten maupun kota.

Hamka Hendra Noer juga mengapresiasi kegiatan B2SA yang merupakan pilot project penurunan stunting di Kabupaten Gorontalo Utara dengan angka prevalensi stunting yang mencapai 29,6 persen. Dirinya berharap, kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan juga di seluruh kabupaten maupun kota di Provinsi Gorontalo.

“Kami sangat support karena memang pengembangan sumber daya manusia menentukan masa depan daerah kita juga. Anak-anak kita ini dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang akan menjadi wajah pemerintah dan rakyat Gorontalo,” Katanya menandaskan.(*)


Share