GORONTALO (Go-Pena.id) - Buntut dari dugaan kasus pelecehan seksual yang sedang ramai di Gorontalo yang dilakukan oleh oknum-oknum maka Jejaring Aktivis Perempuan Dan Anak menggelar aksi damai Hapus Kekerasan Seksual pada kamis (2/5/2024) bertempat di RTH simpang 5 kota Gorontalo.
Koordinator lapangan aksi mengatakan aksi tersebut bertujuan untuk menginiasiasi agar banyak perempuan yang sadar kalau ternyata dia tidak sendiri terkhusus untuk korbannya kita di sini dan ada banyak perempuan yang mendukung jadi tidak usah takut tidak usah enggan untuk spek up ketika ada pelecehan yang terjadi.
Tak hanya itu, ada beberapa isu turunannya yang akan dibawakan di antaranya, memerdekakan dunia pendidikan dari kekerasan seksual, komitmen lembaga pendidikan penanganan kekerasan seksual, perhatian terhadap hak-hak korban, menciptakan ruang aman bagi perempuan di organisasi institusi pendidikan dan ruang kerja, tindak tegas pelaku kekerasan seksual tanpa pandang bulu, mendorong pembentukan satgas PPKS di seluruh perguruan Gorontalo,Jangan di perlambat proses penanganan kasus kekerasan seksual karena itu seperti di anggap kasus yang sepele oleh aparat penegak hukum, penyamaan persepsi terhadap satgas PPKS di seluruh perguruan tinggi.
“ketika satu cita-cita berjalan dengan alur yang sama itu akan lebih gampang jalannya,” ujar Ade. penuhi hak perstitusi korban dan yang terakhir aparat penegak hukum itu harus punya perspektif yang baik terhadap korban-korban pelecehan seksual, lanjutnya.
harapan jejaring aktivis perempuan dan anak menggelar aksi ini agar semua yang ada di Gorontalo terutama perempuan-perempuan bisa lebih menjaga diri sendiri dan juga perempuan yang lain kita sesama perempuan harus saling peduli karna jika kita saling peduli maka kita akan saling terlindungi dan saling melindungi
Aksi ini juga bertujuan membantu mahasiswa yang mungkin merasa takut untuk bersuara terkait dengan kasus yang ada.
Aksi mereka juga mendapatkan pengawalan yang ketat dari pihak kepolisian. Dalam aksinya, para demonstran yang merupakan gabungan IMM, PMII , dan lainnya menyampaikan orasinya.
“ Dalam narasi kehidupan yang nyata perempuan menjadi kekuatan yang tidak terbatas,hidup perempuan,hidup mahasiswa, kami disini buka memperlihatkan eksistensi kami sebagai mahasiswa,kami disini bukan memperlihatkan kecerdasan intelektual kami,tapi kami disini menuntut keadilan perempuan-perempuan, hukum-hukum dan ruang aman kepada perempuan, “ ujar salah seorang orator aksi. (Mg Nurul/Andin)