Go-Pena Baner

Friday, 19 December, 2025

Hasdiana Saleh, Dosen UNG Raih Insan Parekraf Awards: Konsistensi 23 Tahun Melestarikan Sulam Karawo

Responsive image
Hasdiana Saleh S.Pd., M.Sn., MCE, menerima Insan Parekraf Awards dari Pemerintah Provinsi Gorontalo.

GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui ajang Insan Parekraf Awards 2025 memberikan penghargaan kategori Pelestarian Budaya dan Inovasi Sulam Karawo kepada Hasdiana Saleh, akademisi dan praktisi tata busana dan kriya tekstil yang telah mendedikasikan lebih dari 23 tahun hidupnya untuk menjaga keberlanjutan kerajinan khas Gorontalo tersebut.
Penghargaan diserahkan pada malam puncak Insan Parekraf Awards yang turut dihadiri Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie. Dalam kesempatan itu, Wagub Idah memberikan apresiasi khusus dan bahkan secara spontan memesan langsung bross karawo karya Hasdiana sebagai bentuk dukungan terhadap produk kreatif lokal.

23 Tahun Mengabdi untuk Karawo

Hasdiana mulai menekuni teknik makarawo—proses utama dalam pembuatan sulaman karawo—sejak tahun 2002. Dengan pengalaman total 35 tahun di dunia tata busana dan kriya tekstil, ia memahami karawo bukan sekadar kerajinan, tetapi representasi identitas dan nilai budaya Gorontalo.
“Setiap irisan dan jahitan benang dalam karawo adalah wujud rasa cinta dan simbol budaya yang kaya. Ia bukan hanya produk, tetapi cerita,” ungkap Hasdiana.
Dedikasinya semakin kuat ketika melihat rendahnya minat generasi muda untuk mempelajari sulaman karawo. Hal itu menjadi motivasi besar baginya untuk terus mengembangkan metode, inovasi motif, hingga standar kualitas agar tradisi ini tetap relevan.

Instruktur, Peneliti, dan Inovator Karawo

Hasdiana dikenal luas sebagai penggerak pelestarian karawo di kalangan akademisi maupun praktisi. Ia aktif sebagai:
Instruktur Sulam Karawo dan Desain Motif Karawo sejak 2016
Instruktur sulam di BLK Provinsi Gorontalo, Pemegang Sertifikat Kompetensi Sulam Karawo (2018), Pemenang Lomba Instruktur Tata Busana Tingkat Nasional (2016) dengan karya Busana Kerja Batik Karawo, Selain mengajar, Hasdiana juga konsisten melakukan penelitian ilmiah terkait pengembangan karawo. Beberapa di antaranya: Peningkatan brand image melalui desain ragam hias kreatif (2012–2013), Konsep dan standar kualitas seni karawo (2015), Diversifikasi penampilan karawo melalui surface design (2020),
Karawo as a Local Identity and Economic Resource (Kerja sama UNG – RIHN Jepang) (2021), Analisis preferensi konsumen terhadap kerajinan karawo (Didanai Bank Indonesia Gorontalo) (2025),
Hingga saat ini, Hasdiana telah memiliki 35 hak cipta, paten, merek, dan desain industri, termasuk 6 Hak Cipta khusus motif karawo.

Apresiasi Wagub Idah: “Karawo Harus Jadi Kebanggaan Dunia

Wagub Idah Syahidah memberikan penghormatan atas komitmen Hasdiana dalam menjaga warisan budaya Gorontalo.

“Pelaku kreatif seperti Ibu Hasdiana adalah aset daerah. Karawo bukan hanya warisan, tapi identitas Gorontalo. Upaya beliau patut kita dukung bersama,” ujar Idah.
Ia menambahkan bahwa produk kreatif seperti karawo berperan besar dalam membangun citra pariwisata Gorontalo.
“Oleh-oleh terbaik wisatawan bukan hanya foto atau video, tapi karya daerah. Karawo harus menjadi kebanggaan yang mereka bawa pulang. Saya nanti buatkan ya bu Hasdiana,” tegasnya.

Karawo, Warisan yang Terus Hidup

Melalui ketekunan, riset, dan inovasinya, Hasdiana Saleh telah membuka jalan bagi generasi muda untuk kembali mencintai karawo. Setiap helai karya yang dihasilkan mencerminkan ketelitian, ketekunan, serta kekuatan budaya yang tetap hidup hingga kini.

Penghargaan Insan Parekraf Awards 2025 menjadi pengakuan atas kontribusi besarnya dalam memperkuat sektor ekonomi kreatif sekaligus menjaga kelangsungan warisan budaya Gorontalo.(wan)


Share