Go-Pena Baner

Saturday, 21 December, 2024

Perempuan Politik Banyak Lahirkan Program Pro Perempuan

Responsive image
Anggota DPR RI Komisi VIII, Idah Syahidah RH menjadi narasumber pada Talkshow dalam rangka memperingati Hardiknas dan Hari Kebangkitan Nasional, Ahad (19/05/2024).

GORONTALO - Anggota DPR RI Komisi VIII, Idah Syahidah RH menjadi narasumber pada Talkshow dalam rangka memperingati Hardiknas dan Hari Kebangkitan Nasional, Ahad (19/05/2024).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh KADIN bersama IWAPI Provinsi Gorontalo ini, Idah Syahidah membahas isu tentang kontribusi perempuan politik dalam program pro perempuan.

"Perempuan politik memiliki peran penting dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan keadilan bagi perempuan. Kami perempuan memiliki suara yang kuat dan pengalaman yang unik yang dapat membantu dalam merumuskan kebijakan dan program yang berpihak pada sesama perempuan," tutur Idah.

Lebih lanjut dirinya juga menegaskan bahwa perempuan politik telah memberikan banyak kontribusi dalam program pro perempuan. 

Diantaranya yakni mendorong kebijakan yang berpihak pada perempuan. Misalnya pembuatan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang tindak pidana kekerasan seksual, atau kekerasan terhadap perempuan. Kemudian pembuatan Undang-undang Kesetaraan Gender  Nomor 1 Tahun 2017.

"Serta yang masih menjadi pembahasan di DPR sekarang adalah RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak yang berfokus kepada fase 1000 hari pertama kehidupan bagi anak serta terkait masalah cuti melahirkan yang lebih panjang," ungkap Idah.

Selanjutnya yakni membuat program yang pro perempuan. Seperti program pemberdayaan ekonomi perempuan, program pendidikan untuk anak perempuan, hingga program kesehatan untuk perempuan.

Di samping itu kata Idah, Perempuan Politik juga telah menjadi Role Model bagi perempuan lain dengan menunjukkan bahwa perempuan juga dapat mencapai kesuksesan di bidang politik. 

Seperti halnya Ibu Megawati Soekarnoputri, telah sukses sebagai Presiden ke-5 Indonesia. Dimana pada zamannya ia telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berpihak pada perempuan. Seperti yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang pemilu yang mengharuskan kuota 30 persen untuk keterwakilan perempuan dalam politik, khususnya di legislatif.

"Atau bila kita tengok lebih jauh lagi, di Gorontalo khususnya. Bahwa yang menjadi Raja Pertama Gorontalo adalah seorang perempuan yakni Putri Bulaida. Dan yang menjadi tokoh perempuan Gorontalo juga banyak. Di antaranya ada ibu Rahmijati Jahja, dan ibu Dewi Sartika Hemeto, yang berhasil duduk di DPD RI. Dan tentunya juga saya sendiri Idah Syahidah RH yang berhasil duduk di kursi DPR RI. Kedepan Insya Allah saya juga akan maju sebagai pemimpin baru Gorontalo," pungkasnya. (ayi)


Share