Go-Pena Baner

Wednesday, 27 August, 2025

Mahasiswa Gelar Aksi Demo di DPRD Provinsi Gorontalo, Sebut PGP Rugikan Masyarakat Pohuwato

Responsive image
Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail saat menerima Aksi demonstrasi mahasiswa di gedung DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (25/8/2025). (foto: istimewa

Gorontalo – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Gorontalo bersama Aliansi Gerakan Masyarakat Peduli Agraria (GEMPA) menggelar aksi unjuk rasa terkait konflik agraria dan pertambangan di Kabupaten Pohuwato, Senin (25/8/2025).

Dalam aksi yang dipusatkan di Kota Gorontalo itu, massa menyuarakan penolakan terhadap aktivitas perusahaan tambang emas yang dinilai merugikan masyarakat. Mereka menegaskan bahwa kehadiran perusahaan telah mengakibatkan hilangnya ruang hidup rakyat, kerusakan lingkungan, serta terpinggirkannya petani kecil.

“Kondisi ini mencerminkan ketidakadilan. Rakyat kecil justru dipaksa meninggalkan tanahnya, sementara perusahaan dengan mudah mendapat izin eksploitasi,” kata Koordinator Lapangan (Korlap), Amar Maya.

Amar menambahkan, konflik agraria di Gorontalo bukan sekadar soal administrasi kepemilikan tanah, melainkan menyangkut hak hidup dan keberlanjutan masyarakat desa. Menurutnya, tanah bukan hanya aset ekonomi, tetapi juga identitas budaya dan sumber penghidupan.

Dalam pernyataan sikapnya, massa aksi melayangkan enam tuntutan utama, yaitu:

1. Mendesak pemerintah segera mengundang pihak perusahaan PANI GOLD PROJECT untuk menyelesaikan pembayaran tali asih yang belum diselesaikan.


2. Menghentikan segala bentuk pelarangan aktivitas pertambangan rakyat di wilayah konsesi.


3. Memberhentikan seluruh aktivitas pertambangan yang dilakukan perusahaan PT PETS maupun PT GSM.


4. Mendesak aparat kepolisian untuk menindak tegas segala bentuk kriminalisasi terhadap rakyat penambang.


5. Mendesak DPRD Provinsi Gorontalo agar mengeluarkan rekomendasi penghentian aktivitas perusahaan tambang.


6. Mendesak pemerintah pusat segera meninjau kembali perizinan perusahaan tambang di Gorontalo.

Dalam selebaran aksi yang dibagikan, aliansi ini juga menegaskan bahwa perjuangan mereka adalah upaya menyelamatkan masa depan rakyat Gorontalo dari ancaman krisis lingkungan dan hilangnya tanah sebagai ruang hidup.

“Aksi ini adalah panggilan moral. Kami berdiri bukan hanya untuk rakyat Pohuwato, tetapi untuk seluruh masyarakat Gorontalo. Jangan biarkan rakyat menjadi korban kerakusan perusahaan,” tegas Amar Maya.

Aksi ditutup dengan seruan moral: Tanah untuk Rakyat, Hutan untuk Desa, Kekayaan Alam untuk Kesejahteraan Bersama.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail yang menerima masa aksi terserbut menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengetahui dan mengambil Langkah terhadap permasalahan tambang yang ada di Kabupaten Pohuwato. 

"Saya sebagai Guberby sudah mengambil Langkah, sudah bertemu dengan Pemda Kabupaten Pohuwato, dan kumpul OPD untuk menerbitkan panduan, panduanya itu diperintahkan kepada Pak Bupati Pohuwato untuk IPR, dengan bebagai ketentuan yang sesuai aturan, sehingga mereka yang mencari sesuap nasi ini bisa diakomodir," ujarnya. Mendengar pernyataan dari Gubernur Gorontalo para mahasiswa tampak menerima dan menjalankan aksi tersebut dengan damai. (Ayi/Wan)  


Share