GORONTALO-Kurang lebih 14 hari mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKLP) Produktif, Universitas Bina Taruna (UNBITA) Gorontalo mengeluhkan tak dapat dana dari kampus.
Mahasiswa KKLP Unbita itu akan melakukan pengabdian pada masyarakat selama kurang lebih 45 hari di Kabupaten Bone Bolango dan tersebar di empat desa yang berbeda.
Salah satu posko KKLP UNBITA melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Tamboo, Kecamatan Bone Pantai dengan topik penyuluhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sayangnya, kegiatan tersebut tidak mendapat dukungan partisipasi dana dari pihak kampus.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (15/07/2023) dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Tamboo, Harmiten Amili dan dihadiri oleh Ketua Karang Taruna Desa Tamboo, narasumber kegiatan, serta sejumlah masyarakat.
Harmiten Amili berharap, usai kegiatan itu para mahasiswa dapat berkolaborasi dengan masyarakat guna merealisasikan teori yang didapat usai sosialisasi tersebut dalam bentuk produk UMKM yang menjadi ikon Desa Tamboo.
Berangkat dari suksesnya acara tersebut, ternyata munculah beberapa permasalahan yang dikeluhkan beberapa mahasiswa KKLP itu, yakni pihak kampus tidak sama sekali membekali mereka dengan dana dan logistik. Bahkan mahasiswa mengaku saat meminta bantuan dana kepada sekretaris panitia KKLP sebagai narasumber untuk membekali masyarakat usai dengan program utama yang diamanahkan kepada mereka, malah ditanggapi oleh sekretaris panitia KKLP agar menyiapkan honor untuk membayar pemateri tersebut yang berasal dari kampus UNBITA.
“Sebelum mengadakan kegiatan ini, kami sudah menghubungi pihak yang bersangkutan (kampus), namun katanya kami harus menyiapkan honor sejumlah Rp150.000 untuk dana transportasi,” keluh salah satu mahasiswa KKLP UNBITA di Desa Tamboo yang enggan menyebutkan namanya.
Hingga berita ini dimuat, mereka masih bertanya-tanya tentang transparansi biaya pendaftaran KKLP yang berjumlah Rp2.250.000 yang diberikan kepada pihak panitia. Namun hingga saat ini, yang baru diterima baru sekitar Rp250.000, itupun belum termasuk biaya living kost dan konsumsi selama 45 hari ke depan.
“Kami bingung harus mengadukan ini kemana, sudah berusaha menyuarakan lewat grup whatsapp namun tidak ditanggapi malahan admin grup membatasi kami dengan mengunci grup (whatsapp)….” keluhnya lagi.
“Padahal sebelum turun lapangan kami dijanjikan jaminan bekal makanan dan biaya sebesar Rp3.000.000 per posnya, namun hari ini dana itu tidak ada, seakan panitia tidak mau tahu soal nasib kami di sini,” timpalnya.
Sementara itu, Ketua Panitia KKPL Unbita, Arif Mahfudin Ibrahim, saat dihubungi awak go-pena.id lewat telepon pada Sabtu (15/07) pukul 14:41 WITA, mengungkapkan dirinya tidak mengetahui soal transparansi anggaran KKLP, dia mengatakan panitia hanya diberi tugas dari pelaksanaan KKLP dari pelepasan hingga penarikan.
“Kalo itu (anggaran) bukan area saya untuk menjawab, karena anggaran itu bukan dipegang oleh panitia. Namun diserahkan kepada pihak rektorat, kami panitia tidak tahu menahu soal anggaran. Saya turun hari ini, itu secara pribadi,” ungkapnya.
Sampai saat ini kejelasan kapan panitia KKLP akan menyalurkan biaya ke mahasiswa KKLP belum juga ada kejelasan dari pihak panitia. (IL).