Go-Pena Baner
IKLAN
IKLAN

Friday, 17 October, 2025

Patuju Wawu Huyula: Inovasi Berbasis Budaya Gorontalo, Himpun 9.040 Laporan Pembelajaran di Masa Pandemi

Responsive image
Patuju Wawu Huyula: Inovasi Berbasis Budaya Gorontalo, Himpun 9.040 Laporan Pembelajaran di Masa Pandemi

Kota Gorontalo, 24 Desember 2021 - Ketika pandemi COVID-19 melanda dan dunia pendidikan terhenti sejenak, para pendidik PAUD di Kota Gorontalo dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana tetap mendampingi anak-anak belajar di tengah pembatasan sosial dan keterbatasan teknologi. Di saat itulah, semangat seorang penilik, Hestiyani Diyai, M.Pd., menyalakan kembali harapan melalui lahirnya inovasi bermakna bernama Patuju Wawu Huyula.
Inovasi ini mulai diinisiasi sejak tahun 2020 sebagai bentuk pengawasan sekaligus pendampingan terhadap pembelajaran PAUD Nonformal di Kota Gorontalo. Pada tahun 2021, Patuju Wawu Huyula dikembangkan lebih luas menjadi model pendampingan luring–daring berbasis digital, memanfaatkan Google Form dan Google Link untuk pelaporan pembelajaran dan berbagi praktik baik. Dengan pendekatan ini, kegiatan pendampingan tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu, melainkan dapat menjangkau seluruh satuan PAUD baik Formal (TK) maupun Non Formal (KB, TPA dan SPS) di Kota Gorontalo secara efisien dan terpantau.
Nama Patuju Wawu Huyula sendiri mengandung filosofi mendalam dari bahasa dan budaya Gorontalo. “Patuju” berarti tujuan, dan menjadi akronim dari Pahami, Amati, Terapkan, Uraikan, Jalin, dan Ulangi, yang menggambarkan tahapan pembelajaran reflektif yang dilakukan secara berkelanjutan, bahkan di tengah situasi sulit. Sementara itu, “Huyula” berarti gotong royong, mencerminkan kekuatan kolaborasi dan solidaritas antarpendidik yang saling menopang satu sama lain.
Melalui pendekatan ini, Hestiyani berhasil membangun sistem pendampingan yang berakar pada budaya lokal namun berjiwa digital modern. Guru-guru PAUD di seluruh Kota Gorontalo berpartisipasi aktif melaporkan praktik pembelajaran mereka setiap hari melalui Google Form yang terintegrasi. Hasilnya luar biasa — terhimpun sebanyak 9.040 laporan pembelajaran dari berbagai satuan pendidikan.
Data tersebut tidak hanya menjadi bukti administratif, melainkan juga potret nyata semangat guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan menjaga mutu pembelajaran di masa pandemi.
“Patuju Wawu Huyula bukan sekadar program pendampingan,” ungkap Hestiyani Diyai. “Inovasi ini adalah bentuk gotong royong digital, di mana setiap pendidik belajar, berkontribusi, dan saling menguatkan. Pandemi tidak menghentikan langkah kita untuk terus menuntun anak-anak belajar dengan hati.”
Kini, Patuju Wawu Huyula menjadi salah satu contoh keberhasilan integrasi nilai budaya Gorontalo dan transformasi digital pendidikan, yang terus menginspirasi gerakan pendampingan guru di berbagai daerah. Inovasi ini membuktikan bahwa dari semangat lokal, lahir solusi global — berakar di budaya, bertumbuh dalam teknologi dan berkelanjutan. (*)
 


Share