Go-Pena Baner
IKLAN
IKLAN

Tuesday, 21 October, 2025

Ilmu Menyatukan, Cinta Menguatkan: Prof. Dewi dan Prof. Sukirman Jadi Inspirasi Akademik

Responsive image
Prof. Dr. Dewi Wahyuni K. Baderan dan Prof. Dr. Sukirman Rahim

Gorontalo - (Go-Pena.id) – Suasana penuh haru dan inspirasi mewarnai Sidang Senat Terbuka Universitas Negeri Gorontalo (UNG) saat dua akademisi suami - istri, Prof. Dr. Dewi Wahyuni K. Baderan, S.Pd., M.Si. dan Prof. Dr. Sukirman Rahim, S.Pd., M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ekologi Lingkungan dan Ilmu Lingkungan, bersama dengan 9 Guru Besar lainnya, Selasa (24/06/2025).
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dewi Baderan mengangkat tema “Mangrove: Harmoni Ekosistem untuk Keberlanjutan Lingkungan Pesisir Gorontalo”. Ia menekankan pentingnya konservasi ekosistem mangrove yang kini terancam akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.

“Mangrove bukan hanya penyangga ekosistem, tapi juga penyangga kehidupan sosial masyarakat pesisir. Tanpa mangrove, kita kehilangan lebih dari sekadar pohon,” ucap Prof. Dewi dengan penuh semangat.

Sementara itu, Prof. Sukirman Rahim dalam orasi bertema konservasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone menegaskan perlunya pendekatan sosial-ekologis berbasis pemberdayaan masyarakat. Ia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat lokal.

“Konservasi tidak akan berhasil hanya dengan kebijakan sepihak. Dibutuhkan kepercayaan, pelibatan masyarakat, serta pendekatan berbasis data dan empati,” tegas Prof. Sukirman.
Momen pengukuhan ini semakin istimewa karena keduanya adalah pasangan suami istri yang meniti karier akademik secara paralel.


Rektor UNG, Prof. Dr. Eduart Wolok, ST., M.T., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas kontribusi keduanya.
“Prof. Dewi dan Prof. Sukirman adalah teladan akademisi yang tak hanya produktif dalam riset dan pengabdian, tetapi juga menjadi simbol harmoni antara ilmu, keluarga, dan tanggung jawab sosial. UNG bangga memiliki mereka sebagai bagian dari keluarga besar civitas akademika,” ungkap Prof. Eduart.
Ia berharap pengukuhan ini bukan menjadi titik akhir, melainkan awal dari kontribusi yang lebih luas dalam menjawab isu-isu strategis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan di Gorontalo. (Wan)


Share