Go-Pena Baner

Saturday, 26 July, 2025

Idah Syahidah: PWRI Harus Terus Perjuangkan Kesejahteraan Lansia Menuju Indonesia Emas 2045

Responsive image
Idah Syahidah saat menghadiri upacara peringatan HUT PWRI. (foto: Alfarisi Ali/go-pena.id)

Gorontalo – Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie menghadiri dan membacakan sambutan Ketua Umum PWRI pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-64 Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Provinsi Gorontalo, yang berlangsung di Aula Rumah Dinas Wakil Gubernur, Sabtu (26/07/2025).

Dalam sambutannya, Idah Syahidah menekankan pentingnya peran PWRI sebagai organisasi pensiunan untuk terus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kesejahteraan lanjut usia (lansia).

“Dengan semangat Merah Putih, PWRI tingkatkan persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan kesejahteraan lansia menuju Indonesia Emas 2045,” kata Idah Syahidah saat membacakan sambutan Ketua Umum PWRI.

Ia mengajak seluruh anggota PWRI untuk mengenang jasa para pendiri, khususnya Dr. Sutardjo Kartohadikusumo, yang telah meletakkan dasar perjuangan bagi wadah tunggal pensiunan PNS di Indonesia.

Selain itu, PWRI diingatkan untuk terus mengevaluasi dan meningkatkan kiprah organisasi dalam mendukung kebijakan pemerintah dan pembangunan nasional.

“PWRI harus terus menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, hak asasi manusia, dan menjadi organisasi yang mandiri, demokratis, serta peduli terhadap kesejahteraan masyarakat lansia,” ujar Idah.

Wagub juga menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lansia di Indonesia tahun 2025 diperkirakan mencapai 33,7 juta jiwa, atau sekitar 11,8 persen dari total populasi. Sementara jumlah anggota PWRI yang tercatat di PT TASPEN mencapai 3,52 juta jiwa, belum termasuk dari BUMN, BUMD, dan instansi pemerintah lainnya.

“Namun secara umum, kondisi fisik para lansia saat ini masih dihadapkan pada situasi alam yang tidak menentu, perubahan musim, serta dinamika global yang kompleks. Ini menuntut perubahan cara berpikir dan pola hidup lansia agar bisa beradaptasi,” imbuhnya.

Idah juga mengungkapkan keprihatinan terhadap fakta bahwa hanya 7 persen pensiunan merasa telah siap dan nyaman menjalani masa purnabakti. Sisanya masih bergumul dengan persoalan ekonomi, tanggungan keluarga, bahkan keterikatan pada pinjaman daring dan judi online.

“PWRI sebagai organisasi para pensiunan harus menjadi tempat yang solutif untuk mengatasi berbagai persoalan lansia, melalui program kerja yang terencana dan menyentuh aspek spiritual, sosial, hukum, kesehatan, hingga ekonomi,” ucapnya.

Salah satu upaya nyata yang terus dikembangkan adalah melalui program Sekolah Lansia PWRI "Gantari", serta pelatihan-pelatihan prapensiun dan pembekalan yang mendukung masa transisi para pensiunan.

Menutup sambutan, Idah menyampaikan bahwa renovasi Gedung Wredatama di Pondok Labu, Jakarta, yang menjadi simbol perjuangan PWRI, akan segera rampung dan direncanakan diresmikan bertepatan dengan peringatan HUT PWRI ke-63 tingkat nasional.(ayi)


Share