Go-Pena Baner

Thursday, 19 September, 2024

SHOLAWAT JOWO MASYARAKAT JAWA TONDANO DI GORONTALO

Responsive image
Mimy Astuty Pulukadang, S.Pd, M.Sn

Penulis; 
Mimy Astuty Pulukadang, S.Pd, M.Sn
Dosen di Jurusan Pendidikan Sendratasik
Fakultas Sastra Budaya Universitas Negeri Gorontalo

Seni tradisi dikenal sebuah unsur seni yang menjadi bagian hidup pada masyarakat dalam sebuah suku, etnis atau bangsa tertentu. Selain itu seni tradisi di definisikan sebagai sebuah karya yang memiliki nilai estetika dan keteguhan terhadap tradisi. Seni tradisi di Indonesia hamper setiap daerahnya memiliki, ada yang berbeda dan ada pula yang sama. Seni tradisi sendiri memiliki fungsi antara lain:1). Menjadi sarana dalam mengungkapkan perasaan dan tidak lepas dari adat istiadat, 2). Menjadi sarana pelengkap aktivitas agama, 3). Menjadi sarana pembeda antara satu daerah dengan daerah lain, 4). Menjadi ikon budaya bangsa, 5). Menjadi pengingat suatu peristiwa penting, salah satunya sholawatjowo sebagai seni tradisi masyarakat JawaTondano yang ada di Gorontalo.

Seni tradisi sebagai sarana berekspresi masyarakat, telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan kreativitas masyarakat pendukungnya. Kreativitas yang berpijak pada kekuatan seni, memiliki nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat pendukungnya. Hal ini dapat dilihat dalam kebudayaan komunitas Jawa-Tondano yang merupakan kelompok etnik di Gorontalo. Komunitas ini memiliki salah satu seni yang mengutamakan vokal dan gerak dalam melantunkan puji-pujian kepada Allah SWT. Dalam pertunjukan seni ini, sering menggunakan instrument rebana. Instrumen ini ditabuh berulang-ulang mengikuti syair barjanji yang dinyanyikan.   Menurut sesepuh Jawa-Tondano, pertunjukan seni ini terlahir sejak komunitas ini terbentuk. Kebudayaan ini merupakan akulturasi dari budaya Jawa dan masyarakat Tondano di Minahasa.  Sebagai ungkapan, seni hadra memiliki karakteristik yang terintegrasi kedalam susunan syair lagu yang dinyanyikan.  Untuk komunitas Jawa Tondano seni hadra ini dikenal dengan sebutan“Sholawat Jowo”. Sholawat Jowo ini berisi pujian kepada Allah SWT serta junjungan Nabi Muhammad SAW. Kesenian yang dibawa oleh para leluhur inilah yang oleh masyarakat Jawa Tondano dianggap sebagai pemertahanan seni tradisi. Dalam pelaksanaan seni tradisi Sholawat Jowo ini oleh masyarakat Jawa Tondano biasanya dilihat pada pada saat maulid Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal dengan Meludan Awan (maulid yang dilaksanakan di siang hari) dan MeludanWengi (maulid yang dilaksanakan pada malam hari). Masyarakat Jawa Tondano dengan segala suka relanya membawa makanan yang ditata dalam nyiru (penampi beras) yang disebut AMBENG.
Untuk Sholawat Jowo sendiri oleh masyarakat Jawa Tondano di Gorontalo dipercayai sebagai Keutamaan Membaca Sholawat Nabi adalah bermuatan doa dan permohonan kepada Allah SWT.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Kuntowijoyo, 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacan.
Raffles, Thomas Stanford, 1978. History of Java. Kualalumpur: Oxford University Press
Soedarsono, R.M., 1985. Peranan Seni Budaya dalam Sejarah Kehidupan Manusia, Kontiunitas dan Perubahannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 9-10-1985.


Share