GORONTALO - (Go-Pena) - Pertarungan Pilgub telah usai, pasangan Gusnar Ismail-Idah Syahidah Rusli Habibie unggul telak berdasarkan pada hasil real qount KPU, pasangan dengan tagline GAS ini memperoleh empat puluh tiga persen (43%) jauh meninggalkan pesaingnya.
Kemenangan ini sudah diprediksi jauh sebelum Pilkada digulirkan. Banyak masyarakat menduga koalisi Golkar, Gerindra, Demokrat yang dimentori oleh Rusli Habibie, Elnino Mohi, Erwin Ismail adalah tembok kokoh bagi lawan.
Dugaan itu terbukti, nama Rachmat Gobel pun tak berkutik dan tak mampu mendongkrak suara pasangan Tonny Uloli-Marten Taha yang jadi jagoannya.
Dibalik nama-nama besar tersebut diatas, menarik untuk melirik satu nama anak muda yang berani tampil terbuka dalam pemenangan Gusnar-Idah, yakni Erwin Ismail (EI) Ketua DPD Demokrat Provinsi Gorontalo.
Kehadiran EI kali ini mengkonfirmasi bahwa anak muda harus aktif dalam rongga-rongga kehidupan sosial-politik. Bertanggungjawab terhadap amanah yang diemban dan tentunya berani mendobrak zaman.
Erwin tak pernah mundur dalam pertarungan, pernah suatu saat dia memerintahkan kepada seluruh kader Demokrat untuk tidak meninggalkan Gorontalo dua minggu jelang hari pencoblosan.
Erwin berhasil, keberaniannya berdiri sebagai Ketua Tim Pemenangan GAS merupakan jalan revolusioner masa kini dalam memutus dogma anak muda belum cukup umur dalam memimpin Gorontalo.
Memang, Erwin bukanlah kepala daerah, tapi orang-orang tau bahwa dia salah satu nama yang tidak bisa dihilangkan dalam catatan sejarah Pemilihan Gubernur Gorontalo.
Ben Anderson pernah menyebut "the pemuda revolution" saat hadirnya gerakan nasionalisme revolusioner yang digerakkan oleh anak-anak muda pun demikian dengan perubahan besar sosial politik di tahun 1945 yang melekat dengan peran pemuda.
Setidaknya, kehadiran Erwin Ismail merupakan refleksi atas kemampuan anak muda dalam menjawab pertanyaan dan tantangan zaman dengan tepat dan cerdas.(*)