Go-Pena Baner

Friday, 20 June, 2025

Transfer Teknologi Pertanian dari Jepang, Bappeda Gorontalo Gelar Workshop Bersama Ehime

Responsive image
Kegiatan Workshop Bappeda Provinsi Gorontalo dengan Ehime Jepang, Kamis (20/06/2025).


PEMPROV - Sebagai bentuk nyata kerja sama antara Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Prefektur Ehime, Jepang, digelar Workshop Pertanian yang membahas pengendalian hama pada tanaman padi dan jeruk serta pembuatan kalender budidaya padi. Kegiatan ini dilangsungkan di Kantor Bappeda Provinsi Gorontalo, Kamis (20/06/2025), dengan menghadirkan tenaga ahli pertanian dari Ehime.
Workshop ini dihadiri oleh peserta dari Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Dinas Pertanian Kota Gorontalo, para Penyuluh Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), serta Kelompok Tani Subur dari Kota Barat yang saat ini didampingi oleh Bank Indonesia dalam pengembangan pertanian organik. Pendamping dari Bank Indonesia juga turut hadir untuk memperkaya diskusi lintas sektor.
Kepala Bidang Riset dan Inovasi Bappeda Provinsi Gorontalo, Tity Iriani Datau, S.TP., M.Si., dalam wawancara menyampaikan bahwa kerja sama ini difokuskan pada penguatan sektor pertanian, khususnya jeruk dan padi, yang menjadi keunggulan Prefektur Ehime di Jepang.
"Kami sepakat untuk saling berbagi teknologi dan pengetahuan budidaya yang dilakukan di Jepang, khususnya Ehime, untuk bisa diterapkan di Gorontalo. Harapannya, ada praktik-praktik baik yang bisa kita adopsi," ujarnya.
Lebih lanjut, Tity menekankan bahwa meskipun tidak semua metode dari Jepang bisa langsung diterapkan karena perbedaan kondisi iklim dan lahan, namun beberapa pendekatan dapat dicoba dan nantinya dievaluasi efektivitasnya dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani di Gorontalo.
"Tujuan utamanya tentu agar petani bisa menerapkan metode pertanian yang lebih baik dan efisien, sehingga berdampak positif terhadap produktivitas dan ekonomi mereka," tambahnya.
Kerja sama antara Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Prefektur Ehime ini telah disepakati hingga tahun 2026, dan menurut Tity, para peserta workshop akan terus didampingi oleh tim ahli dari Jepang, serta instansi terkait di provinsi.
"Kami berharap pada 2026 nanti sudah bisa terlihat dampaknya. Sinergi antara pemerintah daerah, mitra internasional, dan Bank Indonesia akan menjadi kunci keberlanjutan program ini," tutup Tity.
Workshop ini tidak hanya menjadi ajang transfer teknologi, tetapi juga wadah memperkuat jejaring antar pemangku kepentingan di bidang pertanian demi terwujudnya pertanian berkelanjutan dan berdaya saing di Gorontalo.(Wan) 


Share