Go-Pena Baner

Wednesday, 19 November, 2025

Penelitian Usahatani Konservasi di Lahan Miring Diharapkan Jadi Solusi Nyata untuk Petani Jagung

Responsive image
Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Wahyudin Katili saat membuka kegiatan Bappada Talk. Selasa (4/11/2025).

Gorontalo — Penelitian tentang “Kajian Potensi dan Dampak Sistem Usahatani Konservasi dalam Budidaya Jagung di Lahan Miring” diharapkan mampu menjadi solusi nyata bagi pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan di Provinsi Gorontalo. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) hasil riset tersebut resmi dibuka oleh Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Wahyudin Katili, Selasa (4/11/2025).

Dalam sambutannya, Wahyudin menyampaikan bahwa penelitian ini sejalan dan mendukung program Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah dalam memperkuat ketahanan pangan serta menjaga keseimbangan lingkungan melalui praktik pertanian yang ramah konservasi.

“Kita berharap hasil riset seperti ini bisa langsung diimplementasikan. Jangan hanya berhenti di tataran akademik, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi petani dan lingkungan,” ujar Wahyudin.

Ia menambahkan bahwa Bappeda memiliki bidang khusus yang berfokus pada pengembangan inovasi, sehingga penelitian berbasis penerapan seperti ini sangat relevan untuk mendukung arah kebijakan pembangunan daerah.

 “Kami mendorong agar kajian ini menjadi riset implementatif yang mendukung inovasi daerah, bukan sekadar penelitian dasar. Kita ingin hasilnya bisa diterapkan langsung di lapangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Wahyudin juga berharap agar hasil riset ini dapat disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, misalnya melalui siaran radio atau media daring, agar publik memahami upaya bersama antara pemerintah dan akademisi dalam mengatasi permasalahan lahan miring yang rawan erosi dan penurunan produktivitas.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Gubernur Gorontalo, Ishak Ntoma, menegaskan pentingnya intervensi konkret dari pemerintah dalam menanggulangi sedimentasi dan kerusakan lahan di kawasan perbukitan. Ia mengusulkan penerapan terasering dan sistem konservasi terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan tanpa merusak ekosistem.

“Jika lahan dibuat terasering seperti di Bali, maka air hujan bisa diatur, erosi berkurang, dan petani tetap bisa menanam. Bahkan bisa dipadukan dengan kolam ikan di kaki lereng untuk menjaga keseimbangan air dan ekosistem,” jelas Ishak.

Penelitian ini melibatkan tim peneliti dari Universitas Negeri Gorontalo yang terdiri atas Zulham Sirajuddin, Ph.D, Fardyansyah Hasan, SP., M.Si, Ivana Butolo, SE., MP, dan Gema Putra Baculu, S.I., M.PA.

Kajian ini diharapkan menghasilkan rekomendasi praktis yang dapat diterapkan pemerintah daerah dalam pengelolaan lahan miring, sekaligus mendukung visi pembangunan berkelanjutan di bawah kepemimpinan Gubernur Gusnar Ismail dan Wakil Gubernur Idah Syahidah. (Wan) 


Share