SETDA - Kepala Biro Organisasi Pemerintah Provinsi Gorontalo, Sri Wahyuni D. Matona menyampaikan bahwa, sejak tahun 2010 ketika diterbitkan grand desain terkait RB sudah dibagi dalam beberapa etape. Yaitu di etape 2014, kemudian 2019 dan ditahun 2024. Dalam pelaksanaan etape-etape ini pun kemudian terjadi perubahan karena setelah dilakukan penilaian sampai dengan tahun 2019 ternyata untuk pelaksanan RB menurut presiden belum berdampak, baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yang dianggap penilaian ini hanya sebatas penilaian di atas kertas atau hanya sebagai penilaian administrasi karena dengan adanya berbagai instrument yang harus disiapkan dan 300 indikator yang harus dipenuhi. Ini dianggap pemerintah belum lincah. Ketika ada perubahan masih lambat untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.
“Berdasarkan penilaian presiden, tahun 2023 penilaian RB yang sebelumnya berfokus pada delapan area perubahan berubah menjadi Reformasi Birokrasi Tematik yang mempunyai empat indikator. Di antaranya kemiskinan, peningkatan investasi, digitalisasi administrasi atau yang lebih dikenal dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), serta percepatan pengadaan barang dan jasa yang berasal dari dalam negeri (P3DN). Inilah perubahan RB tematik yang ketika kita sudah sampai pada titik-titik terakhir, dilakukan perubahan oleh pemerintah pusat. Termasuk kepatuhan pelayanan publik, evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh KemenPAN, pelayanan kepatuhan yang dilaksanakan oleh OMBUDSMAN, juga termasuk inflasi, stunting, dan kemiskinan. Ini semua dikemas dalam Reformasi Birokrasi. Ini semua dilakukan dengan harapan di akhir tahun 2025 bangsa Indonesia berada pada posisi Indonesia berklas Dunia.” ujar Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi Gorontalo Sri Wahyuni D. Matona
Guna untuk meningkatkan indeks RB tentu diharapkan adanya strategi yang dilakukan, di antaranya dukungan dan keterlibatan pimpinan, perubahan pola pikir, menghilangkan ego sectoral, serta melakukan koordinasi dan saling berkolaborasi. Serta melihat kesesuaian antara indikator dan target.(*)