Go-Pena Baner

Saturday, 27 July, 2024

Karma Politik Hantui Golkar Pohuwato

Responsive image
Jajaran Pengurus DPD II Golkar Pohuwato saat konferensi pers, usai rapat pleno pimpinan DPD Golkar Pohuwato, Sabtu (17/02/2024).

POHUWATO - Partai Golkar di Kabupaten Pohuwato seperti sedang dihantui karma politik. Sebagai partai yang selalu menjadi pemenang dalam setiap pemilu, kini mereka berada dalam posisi yang tidak nyaman.

Ketidaknyamanan Golkar saat ini tentu tak lepas dari manuver politik Partai Gerindra untuk mengambil alih parlemen. Partai yang dulunya kawan Golkar sekarang menjadi rival. 

Sebagai partai penguasa, Partai Gerindra yang dulu mungkin tak dipandang, kini menjadi ancaman nyata bagi Nasir Giasi dkk.

Tak cuma karena ada sosok Saipul A. Mbuinga di dalamnya, namun belakangan Suharsi Igirisa pun dicurigai menjadi salah satu dalang merosotnya suara partai Golkar pada pemilu kali ini.

Hal ini tentu di luar dugaan banyak pihak, mengingat Suharsi adalah kader partai Golkar yang pada Pilkada 2020 diusung menjadi Wakil Bupati Pohuwato berpasangan dengan Bupati Saipul A. Mbuinga dari Partai Gerindra.

Wakil Ketua DPD II Golkar, Agusti M. Goma, pada konferensi pers, usai rapat pleno pimpinan DPD Golkar Pohuwato, Sabtu (17/02/2024), mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki sejumlah bukti manuver politik Suharsi pada Pileg 2024 untuk memenangkan caleg dari partai lain.

"(Suharsi, red) secara diam-diam menghambat partai Golkar. Nah olehnya, dengan pleno yang ditetapkan oleh partai Golkar Pohuwato bahwa kami akan melaporkan ke tingkat ke DPD I dan meminta untuk segera memecat beliau dari kekaderan Partai Golkar,” beber Gusti.

Tak cuma mengusulkan pemecatan Suharsi, Partai Golkar Pohuwato pun memutuskan untuk tidak lagi mendukung Pemerintahan SMS (Saipul Mbuinga-Suharsi Igirisa).

Ini artinya, Partai Golkar yang dulunya adalah partai koalisi SMS, kini mengambil sikap sebagai partai oposisi.

Jika di tarik mundur ke belakang, Partai Golkar Pohuwato saat ini seakan ditimpa karma politik. Mengingat mereka pernah mensia-siakan salah satu kader terbaiknya, yakni Iwan Adam, pada Pilkada Pohuwato 2020 silam.

Iwan Adam yang saat itu menjadi satu-satunya calon kuat bupati Pohuwato dari Partai Golkar dan sudah menerima surat tugas dari DPP, langkahnya dicegat di detik-detik terakhir.

Golkar malah memberikan rekomendasi untuk Saipul A. Mbuinga-Suharsi Igirisa sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati.

Keputusan ini cukup mengagetkan, karena Golkar yang berstatus sebagai partai penguasa dengan 10 kursi di DPRD, hampir separuh dari total kursi di Parlemen Pohuwato (25 kursi), malah memberikan mandat calon bupati untuk kader partai lain.

Situasi yang membuat Iwan Adam memilih keluar dari Partai Golkar dan menjadi lawan Pasangan SMS saat itu.

Kini, pada Pemilu 2024, Partai Golkar Pohuwato diperkirakan meraih 7 kursi DPRD, berkurang 3 kursi dibandingkan Pemilu 2019.

Sementara Iwan Adam yang sudah bergabung dengan Partai Nasdem, dan memimpin Partai Nasdem Kabupaten Pohuwato, berhasil mempersembahkan 3 kursi. Dimana ini menjadi pertama kalinya bagi Partai besutan Surya Paloh, masuk ke Parlemen Bumi Panua.

Dan Partai Gerindra, sebagai partai penguasa saat ini dimungkinkan perolehan kursinya meningkat secara signifikan dibanding 2019. Bahkan kabarnya mereka berpotensi merebut palu sidang yang selama ini nyaman digenggaman Partai Golkar. 

Namun sejauh ini Partai Gerindra belum mengumumkan secara resmi perolehan kursi DPRD Pohuwato berdasarkan perhitungan internal mereka. (ayi)


Share