Go-Pena Baner

Wednesday, 03 December, 2025

Idah Syahidah Buka Rakortek Stunting 2025, Soroti Pentingnya Edukasi Remaja Putri

Responsive image
Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, saat menghadiri dan membuka Rapat Koordinasi Teknis Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2025 di Hall Room Manna Bakery & Caffe, Kota Gorontalo. (Foto: Alfarisi Ali/go-pena.id)

Gorontalo - Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi Teknis Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2025, Selasa (2/12/2025). Kegiatan dilaksanakan di Hall Room Manna Bakery & Caffe, Kota Gorontalo, dan turut didampingi Kepala Bappeda, Kadis Kesehatan, serta Kadis PPPA.

Dalam sambutannya, Wagub menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting merupakan langkah strategis untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat dan produktif. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor hingga ke tingkat desa.

"Mewujudkan sumber daya yang sehat, cerdas dan produktif serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan diperlukan upaya percepatan penurunan stunting. Sinergi dan sinkronisasi di antara semua kementerian, lembaga pemerintah daerah, provinsi, kabupaten/kota sampai di tingkat desa," ujarnya.

Idah Syahidah juga menyebut bahwa stunting merupakan ancaman serius dalam upaya menuju Indonesia Emas 2045. Karena itu, ia berharap seluruh pemangku kepentingan terlibat aktif dalam penanganannya.

"Diharapkan juga seluruh pemangku kepentingan juga terlibat karena stunting adalah salah satu ancaman menuju Indonesia Emas 2045," kata dia.

Lebih jauh, ia memaparkan sejumlah langkah yang telah ditempuh pemerintah untuk menekan stunting, termasuk penguatan edukasi kepada remaja putri terkait pentingnya konsumsi tablet tambah darah.

"Informasi dan sosialisasi terhadap remaja yang sementara menstruasi itu juga tidak henti-hentinya kita sosialisasikan. Remaja menstruasi ini perlu minum vitamin tambah darah, karena dampak dari kekurangan darah atau anemia ini disaat mereka menikah juga bisa menyebabkan anak mereka lahir stunting," jelasnya.

Idah menegaskan bahwa perhatian terhadap kesehatan remaja merupakan upaya preventif yang tidak boleh diabaikan.

"Sekarang ini gerakan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota bagaimana terhadap remaja ini. Ini perlu kita seriusi bersama," tandasnya. (Ayi)


Share