BONE BOLANGO – Ketua DPW Partai Nasdem, Rachmat Gobel, menegaskan bahwa Gorontalo adalah tanah yang subur dan kaya, demikian pula lautnya kaya ikan. “Saya bersyukur dan bangga jadi anak Gorontalo,” katanya, Kamis, 8 Februari 2024.
Hal itu disampaikan Gobel saat berkampanye di Lapangan Ippot, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Pada kesempatan itu hadir para caleg dari Partai Nasdem untuk DPRD Kabupaten Bone Bolango, caleg untuk DPRD Provinsi Gorontalo, caleg untuk DPR RI. Hadir pula Gubernur Akademi Bela Negara DPP Partai Nasdem Mayjen TNI Purn IGK Manila dan Merlan S Uloli, yang juga bupati Bone Bolango. Hadir pula Rustam Akili, caleg untuk DPR RI.
Setelah mengatakan bangga sebagai anak Gorontalo, Gobel kemudian melepaskan rompi Partai Nasdem. Rompi tersebut kemudian dilemparkan ke massa yang hadir. Setelah rompi dilepas, terkuak kaos warna biru dengan tulisan di dada: “Bangga Jadi Anak Gorontalo”. Pada kesempatan itu ia mengundang kerabatnya yang juga mengenakan kaos yang sama. Apa yang dilakukan Gobel adalah untuk membangkitkan semangat, rasa percaya diri, dan kebanggaan menjadi warga Gorontalo.
Aksi yang dilakukan Gobel adalah bagian dari upayanya membangun Gorontalo untuk menjadi provinsi yang makmur. Ia mengaku prihatin karena sejak Gorontalo menjadi provinsi pada tahun 2000 hingga saat ini tetap menjadi provinsi termiskin kelima di Indonesia. “Ini bukan karena Gorontalo provinsi yang miskin. Tanah Gorontalo sangat subur. Saya sudah melakukan uji coba menanam padi, jagung, kakao, nanas, dan singkong. Hasilnya luar biasa,” katanya.
Lalu ia mengundang tiga petani. “Berapa hasil panennya untuk satu hektar?” tanya Gobel. Lalu salah satunya menjawab, “Dua ton.” Petani satu lagi menjawab, “Tiga ton.” Yang satu lagi menjawab, “Tiga ton”. “Sejak 20 tahun lalu?” tanya Gobel lagi. “Ya, sejak 20 tahun lalu,” jawab mereka. Gobel kemudian menjelaskan, “Hasil uji coba saya hasilnya 10 sampai 12 ton per hektar untuk padi dan jagung. Ini bisa terjadi karena menggunakan pupuk dan bibit yang berkualitas. Juga menggunakan teknologi dan cara bercocok tanam yang baik. Mestinya itu yang dilakukan pemerintah provinsi. Anggarannya harus diprioritaskan untuk pertanian dan kelautan serta UMKM.”
Karena itu, kata Gobel, jika Gorontalo tetap miskin bukan karena tanah Gorontalo yang miskin. “Tapi karena salah urus,” katanya. Untuk itu ia mengajukan Visi 2051 untuk membangun Gorontalo untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Gorontalo. Mulai dari investasi pembangunan pelabuhan, pembangunan industri, pembangunan pertanian dan kelautan, pengembangan UMKM, dan pembangunan sumberdaya manusia. Selain itu juga membuka lapangan kerja untuk 100 ribu orang.
Namun bagi Gobel hal itu saja belum cukup. “Kita harus membangun jiwanya, semangatnya, spiritnya,” katanya. Salah satunya dengan membangun dan membangkitkan rasa bangga dan percaya diri terhadap identitas, jati diri, dan budaya Gorontalo. Sebelum ini, ia sudah terlibat dalam pelestarian dan pengembangan adat istiadat Gorontalo. Ia juga ikut membangkitkan dan mempromosikan kain karawo. Ia juga menghidupkan Menara Limboto sehingga menjadi kebanggaan rakyat Gorontalo, menata Danau Perintis, menata kawasan suku Bajo di Torosiaje, menghidupkan Pantai Bolihutuo, penataan Pantai Tamendao, dan sebagainya. “Semuanya itu bagian dari upaya membangun aspek spiritual masyarakat Gorontalo, membangun kebanggaan terhadap identitas dan jati diri rakyat Gorontalo,” katanya.
“Perpaduan membangkitkan ekonomi yang material dengan aspek budaya dan jati diri yang spiritual akan membuat Gorontalo menjadi maju dan kokoh,” katanya.(*)