Pancasila merupakan falsafah bangsa yang menjadi landasan moral dan etis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sebagai ideologi yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, Pancasila menuntun kita menuju persatuan dan kesatuan, sekaligus menjadi prinsip dasar yang menentukan arah bangsa ini. Apakah kita mampu menjaga persatuan atau justru terpecah-belah oleh perbedaan, sangat tergantung pada sejauh mana kita mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila terdiri dari lima sila yang saling terkait dan melengkapi. Ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan kita untuk menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan keberagamaan. Dengan menghormati berbagai agama dan kepercayaan, kita menciptakan fondasi toleransi yang kuat, yang penting untuk menjaga kerukunan di tengah keberagaman. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengedepankan prinsip kemanusiaan yang mengharuskan kita untuk menghormati hak asasi manusia dan memperlakukan setiap individu dengan adil. Ini mencegah diskriminasi dan kekerasan, serta mempromosikan keharmonisan sosial. Persatuan Indonesia menegaskan bahwa keberagaman suku, agama, ras, dan budaya merupakan kekayaan yang harus dijaga. Persatuan tidak berarti menghapus perbedaan, tetapi merangkulnya sebagai bagian integral dari identitas bangsa. Ini menuntun kita untuk bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mendorong pengambilan keputusan melalui musyawarah dan mufakat, bukan dominasi atau paksaan. Ini memastikan bahwa suara setiap warga negara dihargai dan diakomodasi dalam proses pengambilan keputusan. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi. Ini menuntun kita untuk menciptakan sistem yang memastikan setiap warga negara mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang, serta mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Namun, dalam konteks politik 2024, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan prinsip-prinsip Pancasila. Praktik politik yang buruk, seperti politik uang, manipulasi suara, dan kampanye hitam, mengancam integritas demokrasi dan merusak kepercayaan publik terhadap proses politik. Praktik semacam ini tidak hanya merusak moralitas politik, tetapi juga memecah belah masyarakat, menimbulkan konflik sosial, dan merusak tatanan persatuan bangsa. Ketika elite politik lebih mementingkan kepentingan pribadi atau golongan, nilai-nilai Pancasila seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan terabaikan.
Pancasila memandang praktik politik yang buruk sebagai ancaman serius terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan komitmen kuat dari semua pihak, terutama para pemimpin politik, untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan dan tindakan mereka. Pendidikan berbasis Pancasila memainkan peran kunci dalam menanamkan nilai-nilai ini sejak dini. Pendidikan karakter yang berbasis Pancasila akan membentuk generasi muda yang menghargai perbedaan dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.
Mahasiswa dan pemuda memiliki peran strategis dalam menjaga dan mengamalkan Pancasila di tengah dinamika politik yang buruk. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dan pemuda harus aktif terlibat dalam proses politik dengan cara yang konstruktif dan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Partisipasi mereka dalam kegiatan sosial, budaya, dan politik akan memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan, sekaligus mengurangi potensi perpecahan. Dengan keterlibatan aktif, kritis, dan positif, mahasiswa dan pemuda dapat menjadi motor penggerak dalam memperbaiki praktik politik yang buruk dan mewujudkan sistem politik yang lebih adil dan demokratis.
Pancasila bukan sekadar simbol negara, tetapi falsafah hidup yang menuntun kita menuju persatuan dan kesatuan. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita dapat mengatasi berbagai tantangan yang mengancam persatuan bangsa. Oleh karena itu, penguatan pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu, adil, dan makmur. Pancasila akan selalu menjadi kompas moral yang menuntun kita dalam menjaga integritas bangsa di tengah berbagai dinamika dan tantangan yang ada, termasuk dalam menghadapi praktik politik yang buruk. Mahasiswa dan pemuda, dengan semangat dan idealismenya, memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi penjaga dan penerus nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. [*]