GORONTALO (Go-Pena.id) - Banyak sekali budaya dan peninggalan sejarah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Salah satunya adalah makam keramat Baruwadi, dan ini dibahas dalam pelaksanaan diskusi budaya online series - 08, dengan tema makam keramat Baruwadi, Wisata Budaya Sebagai Penunjang Pembelajaran Muatan Lokal Gorontalo Berdasarkan Pendekatan Folklore dan Implikasi Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Gorontalo.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Prof. Dr. Karmin Baruadi, M.Hum (Pakar Budaya Fakultas Sastra dan Budaya UNG) dan Dr. Aang Panji Permana, ST, MT ( Pakar Geologi. Rabu (18/11/2020)
Diawal diskusi, disampaikan pandangan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan Gorontalo, Zubair Pomalingo, M.Pd.
Prof. Dr. Karmin Baruadi, M.Hum, membawakan materi tentang, Tinjauan Makam Keramat Baruadi Dalam Perspektif Folklore. Dan Dr. Aang Panji Permana, ST, MT ( Pakar Geologi)Rekonstruksi Sejarah Geologi Terbentuknya Daerah Makam Baruwadi
Berdasarkan penjelasan dari narasumber Areal Makam Keramat Baruwadi berada di desa Tilote Kecamatan Tabumela wilayah Kabupaten Gorontalo. Makam Baruadi berada di Provinsi Gorontalo, tepatnya di Desa Tilote Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Baruwadi merupakan orang keramat. Ia adalah seorang aulia atau wali yang menyebarkan agama islam di Gorontalo dan menjadi salah satu dari empat penjaga danau Limboto. Baruwadi memiliki ilmu seperti halnya aulia-aulia yang lain. Ilmu yang dimilikinya ialah ilmu kearifan artinya mempunyai ilmu batin yang tinggi. Menurut sejarah, ada seseorang yang menggali tanah disekitar makam itu mendapat tumpukan batu yang menyerupai jalan menuju gunung yang berada di kelurahan Lekobalo. Jalan itu sering dilalui oleh orang-orang yang ingin berziarah ke makam Baruwadi,tetapi makam ini tidak terawat lagi.
Makam asli dari Baruadi sudah tidak terlihat lagi karena telah tertimbun dengan makam-makam masyarakat lainnya yang dikuburkan di atas makam Baruadi. Namun, terdapat pondasi dasar dari kuburan asli makam Baruadi. Pondasi awal dari makam Baruadi ini terdapat sebuah kubah di atasnya, tetapi sekarang kubah itu sudah tak ada lagi. Dulu pada makam Baruadi terdapat batu nisan yang umurnya sama dengan umur batu nisan makam Aulia Jupanggola sekitar tahun 1673.
Wisata budaya yang telah diuraikan di atas merupakan informasi dalam bentuk cerita tentang terbentuknya tempat yang berkembang di masyarakat erat kaitannya dengan kejadian tempat tersebut yang secara tidak langsung berhubungan dengan kebudayaan masyarakat zaman dulu. Unsur budaya tersebut dapat diinformasikan kembali kepada masyarakat pada masa kini untuk dijadikan pembelajaran muatan lokal sehingga kearifan lokal masyarakat Gorontalo dapat dilestarikan.
Tempat wisata budaya perlu diajarkan kepada anak didik sebagai bagian dari muatan lokal. Pembelajaran muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, diantaranya adalah potensi wisata budaya di Kabupaten Gorontalo yang menjadi bagian dari pemajuan kebudayaan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2017. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar Isi. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal yang antara lainnya terkait dengan potensi wisata budaya merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Kegiatan ini ditutup oleh sekertaris dinas Iswan Isa, hadir juga Kabid Kebudayaan Ranto Naki.
Sebelumnya, ada 7 series yang sudah dilaksanakan sebelumnya, Bantayo Poboide Sebagai Bantayo Lo Linula, Legenda Danau, Limboto dan Aspek Geologinya, Desa Religius Bubohu Bongo, PendaratanSoekarno, Pentadio Resort dan Aspek Geologinya, Taluhu Barakati, dan Tugu Fort van Tangale. (IP-02)