POHUWATO (Go-Pena.id) - Keberadaan dari Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ada di Desa Torosiaje, Kacamatan Popayato Barat, Kabupaten Pohuwato turut memberikan kontribusi dalam menjaga ekosistem mangrove.
Untuk itu, KKN UNG melaksanakan FGD, tentang rencana induk atau master plan kawasan ekowisata mangrove dan pesisir berbasis kawasan masyarakat, dengan narasumber, Prof. Dr. Ramli Utina, M.Pd, dan Dr. Lilan Dama. FGD ini menghasilkan 12 rekomendasi, yang ditandatangi oleh narasumber serta ketua tim DPL Abubakar Sidik Katili, S.Pd, M.Sc, Kepala Desa Torosiaje Uten Sairullah, S.Pd dan Kordes Dodi Mokodompit.
Berikut isi dari 12 rekomendasi tersebut,
1. Merancang bentuk wisata tracking mangrove dengan menggunakan perahu.
Mengoptimalkan peran kelompok kerja (Pokja) wisata khsusunya wisata mangrove dan pesisir.
2. Pengeglolaan sampah adalah sebuah aktivitas yang wajib dilaksanakan untuk menjaga estetika kawasan ekowisata (menyediakan lokasi tertentu yang dikhususkan untuk pengolahan sampah terpadu) dengan memanfaatkan transportasi perahu.
3.Memaksimalkan bentuk-bentuk kearifan local Bajo yang unik dan bernilai saintific sebagai bagian dari ekowisata.
4.Budaya dan kesenian bajo sebagai bagian dari kearifan lokal Bajo dapat dimasukkan sebagai salah satu destinasi/tujuan ekowisata torosiaje dalam bentuk menampilkan atraksi-atraksi budaya bajo pada setiap event ataupun sebagai aktivitas rutin untuk ekowisata.
5. Memaksimalkan kembali lembaga adat bajo untuk kesinambungan dan keberlanjutan adat dan buadaya Bajo.
6.Memaksimalkan pengelolaan pondok / cottage yang telah dirintis pembangunanannya oleh UNG melalui PKEPKL
7.Jurusan Biologi untuk dilanjutkan dan dikelola oleh pemerintah Desa Torosiaje.
8.Kearifan lokal Bajo, potensi ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang merupakan objek utama ekowisata yang akan dikembangkan.
9.Rencana Pemdes untuk mendirikan museum (Situs Sejarah Bajo) pada tahun 2021 sudah mulai dimaksimalkan, serta rencana tesebut juga merupakan bagian dari destinasi wisata Bajo.
10.Adanya sebuah aturan atau perdes yang mengakomodir kewajiban pengunjung di Desa Torosiaje untuk dapat menggunakan atribut-atribut adat Bajo sebagai ikon atau penciri budaya Bajo. Hal ini akan dapat menunjang peningkatan ekonomi masyarakat Torosiaje.
11.Menjadikan lingkungan pemukiman Torosiaje sebagai lingkungan yang asri, hijau dan bernilai ekonomi dengan memanfaatkan bentuk budidaya tanaman hias dan apotik hidup secara hidroponik.
12. Membuat ikon selamat datang dan pesan yang mengandung nilai atau unsur kearifan lokal dengan menggunakan bahasa bajo.
"Ini salah satu site di kawasan laboratorium alam ekosistem mangrove di Torosiaje Serumpun yang dirintis oleh Pusat Kajian Ekologi Pesisir berbasis Kearifan Lokal (PKEPKL) Biologi UNG dan Kelompok Sadar Lingkungan (KSL) Torosiaje Serumpun.
Torosiaje Serumpun (Desa Torosiaje, Torosiaje Jaya & Bumi Bahari) adalah Desa Binaan Jurusan Biologi melalui SK Rektor UNG sejak thn 2013. Kawasan ini merupakan Lab Alam Biologi sbg site Riset dan Pengabdian Masyarakat baik oleh Dosen dan Mahasiswa. Semoga wilayah ini menjadi lab alam yang mendukung pengembangan UNG yang Unggul & Berdaya Saing," ujar ketua jurusan Biologi, Lilan Dama. (IP-02)