Adakah Upaya Pemerintah Terhadap Penanggulangan Bencana Banjir
Pada Umumnya;
Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Wikipedia
Dampaknya adalah banjir bisa mengakibatkan kerusakan rumah dan isi barang dalam rumah ataupun sarana prasarana umum lainnya.
Selain itu, akibat genangan banjir menyebabkan masyarakat kesulitan untuk beraltifitas utamanya dalam bekerja, sehingga hal ini menyebabkan ancaman pada sektor ekonomi.
Lebih Khusus;
Di Salah satu wilayah pesisir pantai Gorontalo Utara, terjadi curah hujan lebat yang melanda wilayah Kabupaten Gorontalo Utara, Sabtu (17/12/2022).
Sedikitnya ada tiga kecamatan dilanda banjir yakni Kecamatan Tomilito, Kecamatan Gentuma, Kecamatan Sumalata dan Kecamatan Atinggola.
Sejumlah desa yang terdampak banjir dari masing- masing kecamatan, seperti Kecamatan Tomilito ada empat desa. Yakni Desa Jembatan Merah, Milango, Leyao dan Bubode.
Kecamatan Gentuma terdapat dua desa diantaranya, Desa Durian dan Desa Ipilo.
Kecamatan Sumalata sendiri hanya satu desa yaitu Desa Kasia.
Kecamatan Atinggola tepatnya Desa Imana satu rumah warga longsor bagian dapur.
Kondisi air saat ini terpantau cenderung naik. Aparat terkait TNI, Polri, Dinas Sosial, Tagana, Pemerintah Desa sudah siaga dibeberapa titik air.
Bupati Gorontalo Utara (Gorut) Thariq Modanggu bersama Kepala Dinas perumahan dan kawasan permukiman (Perkim) Gorut Helmi Potutu segera mendatangi lokasi banjir terparah di Kecamatan Tomilito tepatnya di Dusun Kawasan Adat Terpencil (KAT) Desa Leya’o.
Bupati Thariq Modanggu saat diwawancarai mengatakan, dalam tinjauan langsung ke lokasi di Desa Leya’o, Bupati Thariq segera melakukan pengecekan dibeberapa titik yang mengalami kerusakan parah seperti, jaringan air bersih yang putus, arus listrik, dan beberapa rumah yang dapurnya hanyut di bawah arus air.
Diantaranya ada 4 Desa yang terdampak,
Kata Bupati Thariq, “Saya kira Desa Leya’o, ini yang paling parah, karena disana banyak kerusakan mulai dari putusnya jaringan air bersih, arus listrik putus dan juga ada beberapa rumah yang dapurnya hanyut dibawah arus air,” Ulas Bupati Thariq Modanggu, Senin (14/11/2022).
Usai melakukan peninjauan orang nomor satu di Gorut itu segera memerintahkan instansi terkait untuk segera menyuplai air bersih dan juga telah meminta pihak PLN Kwandang untuk segera memperbaiki jaringan listrik yang ada di Desa Leya’o.
“Saya sudah perintahkan tadi pihak Dinas Sosial untuk segera menyuplai kebutuhan air bersih ke lokasi, dan untuk jaringan listrik yang putus, saya juga tadi sudah menghubungi pihak PLN Kwandang untuk segera memperbaiki jaringan listrik yang rusak,” ujar Thariq.
Kepada Kepala Desa Leya’o Bupati Thariq juga meminta untuk segera melakukan pendataan kepada seluruh warganya yang terkena dampak dari bencana banjir.
“Saya tadi sudah minta juga ke kades untuk melakukan pendataan segera, karena dari hasil tinjauan saya di lapangan, ada beberapa rumah yang kehilangan perabotan, pakaian, seragam sekolah, bahkan tadi juga saya lihat ada rumah yang dapurnya sudah hilang dibawah arus banjir,” imbuhnya.
Kepada Sekretaris Daerah “Sulaeman Lakoro” Bupati Thariq Modanggu juga meminta untuk segera menyiapkan dan mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang ada untuk membantu warga masyarakat Kecamatan Tomilito yang terkena dampak banjir.
“Pemerintah Daerah tentu akan berupaya maksimal dengan segala sumber daya yang kita miliki, baik itu bantuan dari masing-masing OPD maupun partisipasi dari aparat yang siap membantu,” tukasnya.
Tidak sampai disitu, Pemerintah Gorontalo Utara terus mengupayakan dan memaksimalkan pelayanan oleh lintas sektor dan hal ini dapat kita lirik melalui ulasan rekam jejak digital media berita online yang update terhadap langkah-langkah pemerintah dalam penangannan banjir.
Dimana, langkah selanjutnya Pemerintah Gorontalo Utara adalah membuat dapur umum baik untuk tim yang diturunkan kelapangan maupun untuk korban banjir.
Kemudian setelah itu, Bupati Gorontalo Utara (Gorut) Thariq Modanggu meninjau secara langsung dapur umum yang di bangun pemerintah daerah untuk melayani para masyarakat korban banjir di Kecamatan Tomilito, Senin (14/11/2022).
Bupati Thariq Modanggu saat diwawancarai mengatakan, kedatangan dirinya di Kecamatan Tomilito tersebut untuk melihat secara langsung aktifitas dapur umum yang melayani para korban banjir di 4 Desa, di Kecamatan Tomilito.
Masyarakat yang terkena dampak banjir ini asa 4 Desa, dan sebagaimana data yang diperoleh melalui tim Dapur Umum;
Desa Leya’o 210 orang, Desa Bubode 125 orang, Desa Milango 203 orang dan Desa Jembatan Merah 100 orang,” kata Bupati Thariq Modanggu.
Bupati juga menambahkan, selain mengecek aktifitas di Lokasi dapur umum, ia juga turut melakukan pengecekan ketersediaan stok makanan yang akan disalurkan kepada para korban banjir.
“Tadi juga saya lakukan pengecekan ketersediaan baper stock di Dinas Sosial maupun ketersediaan makanan siap saji di BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” ungkapnya.
Kepada seluruh aparat yang bertugas Bupati juga mengharapkan untuk senantiasa waspada mengantisipasi terjadinya banjir susulan.
“Saya minta semua pihak tanpa terkecuali untuk selalu waspada, curah hujan yang tinggi saat ini bisa saja mengakibatkan banjir susulan,” pinta Thariq.
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Gorontalo Utara tentu sebagaimana marwah dan amanah rakyat Gorontalo Utara kepada pengambil kebijakan baik ditingkat Daerah maupun sampai ketingkat Pusat Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian terkait.
Hal ini sebagaimana dijelaskan bahwa Berdasarkan Permendagri No 59 Tahun 2021 dan Permendagri No 101 Tahun 2018,
Pemerintah Daerah wajib menerapkan SPM (Standar Pelayanan Minimal) untuk Pemenuhan jenis pelayanan dasar dan mutu pelayanan dasar yg berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM pelayanan dasar Bidang Kebencanaan terdiri dari :
1. Pelayanan informasi rawan bencana
2. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
3. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana
Dari ketiga jenis pelayanan dasar tersebut, BPBD Gorontalo Utara secara beruntut dijelaskan oleh Sekretaris Dinas Ruly Tanaiyo bahwa “Pemerintah Gorontalo Utara terus berupaya memberikan secara maksimal setiap tahun melalui alokasi dana APBD, namun memang kendala yg dihadapi dalam pemenuhan SPM karena keterbatasan anggaran. Ulas Seretaris BPBD saat diwawancarai langsung oleh penulis.
Dan alhasil upaya-upaya sebagaimana terangkum diurain ini berbuah hasil yang maksimal dan sebagaimana penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui perwakilan Direktur Jenderal Bina Administrasi Kode Kewilayahan Dr. Safrizal ZA, M.Si bahwa Gorontalo Utara masuk dalam kategori baik terhadap penerapan SPM se-Indonesia.
Penghargaan ini adalah bagian yang telah dilakukan BPBD Gorontalo Utara dalam memberikan laporan kepada masyarakat sebagaimana harapan Kemendagri dalam menerapkan SPM.
Diantaranya indikator capaian yang memperoleh nilai baik dari Kementerian yakni melalui penyampaian laporan yang terbagi dibeberapa point diantaranya yaitu :
1. Penilaian kinerja perangkat daerah
2. Pengembangan kapasitas daerah dalam peningkatan pelaksanaan pemenuhan pelayanan dasar
3. Penyempurnaan kebijkan penerapan SPM dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah berdasarkan Permendagri No 59 Tahun 2021 dan Permendagri No 101 Tahun 2018,
Dengan peraturan Menteri tersebut maka Pemerintah Daerah khususnya Gorontalo Utara wajib menerapkan SPM untuk Pemenuhan jenis pelayanan dasar dan mutu pelayanan dasar yg berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal lebih khusus masyarakat Gorontalo Utara.
Jenis pelayanan seperti apakah yang dimaksud?
Jenis pelayanan yang memenuhi SPM pelayanan dasar Bidang Kebencanaan terdiri dari :
1. Pelayanan informasi rawan bencana
2. Pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
3. Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana
Dari ketiga jenis pelayanan dasar tersebut, BPBD Gorontalo Utara terus berupaya memberikan secara maksimal setiap tahun melalui alokasi dana APBD, yang walaupun disadari “Kata Ruly Tanaiyo” bahwa masih terdapat kendala yg dihadapi dalam pemenuhan SPM yakni adanya keterbatasan lebih khusus pemenuhan pengadaan pasilitas yang dibutuhkan dan hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran.
Olehnya kami akan menghadiri undangan KEMENDAGRI dan akan mengikuti Rapat Koordinasi analisis dan evalusi layanan SPM Sub urusan bencana sekaligus penganugerahan GARNAS BUANA AWARD Tahun 2022 oleh Kementerian terkait yang sebagaimana undangan tertanggal 20 Desember 2022 nanti. Ulas Sekretaris BPBD Gorontalo Utara. Ruly Tanaiyo.
Point uraian dalam ulasan ini tentu menjadi tolak ukur penulis mengeksekusi judul kali ini.
Akhirnya, sebagai bagian dari masyarakat Gorontalo Utara dan juga selaku seorang yang di tugas fungsionalkan sebagai analis kebijakan penulis berpesan bahwa;
“Banjir hanya merupakan salah satu bagian dari bencana alam dan masih banyak lagi bencana lainnya yang siap menerkam kita,
karena definisi bencana berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa penyebabnya adalah faktor alam, non alam, dan juga manusia,
olehnya perlu kiranya juga kita mempertanyakan diri kita sendiri, adakah upaya dan kesadaran kita terhadap hal ini?
Mengapa demikian?
Karena bencana yang menanti kita masih banyak lagi dan diantaranya yaitu;
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana NonAlam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Kesemunya butuh uluran tangan kita semua dan saling bergandengan untuk menyatu dan berupaya serta bekerja bersama dalam menyikapi hal ini dan bukan hanya sebatas mengumpat kegelapan dan meniadakan pelita.